Lewat Terobosan Baru, PDAM Brebes Bertekad Tingkatkan Layanan Pelanggan


Bupati Hj Idza Priyanti SE MH memimpin rombongan PDAM Kabupaten Brebes saat mengadakan kunjungan kerja ke Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Sabtu (10/8). Foto. Dok/Eko Saputro

BREBES, WAWASANCO - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Brebes bertekad  untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Berbagai upaya terus dilakukan, termasuk berkunjung ke Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Kota Denpasar, Provinsi Bali dalam rangka mencari terobosan-terobosan baru demi kepuasan pelanggan PDAM Brebes.

"Demi peningkatan kualitas pelayanan pelanggan, kami setiap tahun melakukan kunjungan kerja untuk belajar lebih baik lagi," kata Direktur PDAM Karmai Widiastuti SE  saat dikonfirmasi, Senin (12 /8).

Karmai mengakui, meski PDAM Brebes sudah kategori sehat namun masih banyak kegiatan yang belum mampu dioptimalkan. Diantaranya, masih rendahnya cakupan pengguna jasa PDAM dan kurangnya ketersediaan sumber air baku.

"Terbukti, Brebes dengan jumlah penduduk 1,9 juta jiwa hanya memiliki pelanggan 35 ribu unit dengan cakupan 14 persen. Sementara Kota Denpasar dengan jumlah penduduk 938.851 jiwa, memiliki pelanggan 85.996 unit dengan cakupan 54,10 persen," terangnya.

Dia menambahkan, kunjungan kerja  ke Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma Kota Denpasar, Bali dipimpin Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE MH. Rombongan diterima langsung Direktur Utama Perumda Air Minum Denpasar Ida Bagus  Gede Arsana ST, Direktur Teknik I Putu Yaba ST dan Direktur Administrasi dan Keuangan Ni Putu Sri Utami SE beserta jajarannya.

Di Brebes, lanjut Karmai, tingkat kehilangan air atau kebocoran air sebesar 28 persen. Sedangkan kebutuhan sebanyak 3.500 liter perdetik baru tercukupi sekitar 500 liter per detik. Sehingga, kekurangannya 3 ribu  liter perdetik.

"Konsumsi air sebanyak 120 liter/orang/hari," papar Direktur PDAM yang akrab disapa Bu Ii.

Dengan demikian, lanjutnya, PDAM Brebes perlu menggenjot berbagai hal. Yakni dengan mencari sumber mata air baru sebagai air baku, berupa mata air, sumur dalam,  dan pengolahan. 

Di Brebes, lanjutnya, sebenarnya banyak sumber air baku, seperti  sumber air mata air di Pegunungan Sirampog, Bantarkawung dan Salem.

"Sumber air terbesar dari pembelian di SPAM regional Bregas, pengolahan sungai di Kedungtukang dan sumur dalam di berbagai tempat," ujarnya.

Karmai menuturkan, yang terjadi sekarang, , kebutuhan air baru menjangkau 16 kecamatan. Satu kecamatan, yakni  Kecamatan Bulakamba sama sekali belum menikmati air produk PDAM.
 
"Tentang harga jual di PDAM Brebes, dipatok tarif dasar Rp 3 ribu dengan harga rata rata perkubik Rp 4 ribu. Dari situ didapatkan keuntungan perkubik hanya Rp 1000," ungkap Karmai.

Direktur Utama Perumda Air Minum Denpasar Ida Bagus Gede Arsana ST menjelaskan, awalnya, PDAM Kota Denpasar didirikan melalui Perda Kota Denpasar No 20 Tahun 1995. Kemudian berubah menjadi Perumda disesuaikan dengan Perda 16 th 2002 tentang Pendirian Perumda, dan diubah lagi dengan Perda no 3 th 2009.

Di Denpasar, kata Arsana, tingkat kehilangan air (kebocoran) mencapai 36,10 persen. Mencakup 4 kecamatan, 43 desa kelurahan dengan konsumsi 131 liter/orang/hari.

"Visi yang diemban, ingin menjadi perusahaan yang sehat dengan pelayanan prima. Perumda mengandalkan DAS Sungai Ayung dengan debit 1.050 perdetik. Juga didapatkan dari air permukaan di instalasi pengolahan air Belusung dan Waribang, air tanah dalam sebanyak 18 sumur bor, pembelian air ke PDAM Badung, Gianyar dan Sarbagita Petanu, Penet," pungkas Arsana.

 

Penulis : ero
Editor   : edt