Musik Jazz adalah musik yang dikenal mulai abad 19 melalui warga afro-amerika. Ada yang mengatakan jazz berakar dari musik afrika dan eropa. Pada awalnya jazz dianggap musik yang njlimet. Namun lambat laun musik ini semakin menyesuaikan diri.
Kini musik jazz bisa bersinergi dengan jenis musik lainnya. Kondisi ini menyebabkan penggemar musik jazz mulai tumbuh dari berbagai kalangan. Termasuk anak muda juga gandrung musik jazz yang kadang dipadu dengan musik jenis pos, hip hop dan juga rock dan Rnb.
Kita juga mengenal sejumlah musisi Indonesia yang menekuni musik jazz. Sebut saja Andien, Indra Lesmana, Tompi dan lain sebagainya. Pentas musik jazz juga mulai digelar di berbagai penjuru tanah air. Sebut saja Jazz Gunung (Bromo), Jazz Atas Awan (Dieng), Ijen Summer Jazz (Banyuwangi), Beach Jazz Festival (Banyuwangi), Ngayojazz ( Yogyakarta), Java Jazz dan Prambanan Jazz.
Awalnya pentas musik jazz identik dengan kelas menengah dan dilaksanakan di kota besar. Namun stigma itu coba dihilangkan oleh Owabong Event Organizer. Mereka mencoba membawa Jazz masuk desa.
Salah satunya dengan menampilkan Go Jazz di obyek wisata Goal Lawa, Minggu (15/9).Kawasan yang berada di lereng Gunung Slamet dan berhawa sejuk dianggap cocok untuk lokasi menikmati musik jazz. Tidak tanggung tanggung, penyanyi kawakan Marcell Siahaan diundang untuk tampil.
Direktur Owabong Hartono menyampaikan Go Jazz merupakan konser musik jazz yang dilaksanakan di kawasan wisata itu. Go Jazz menjadi pagelaran musik unik karena panggungnya memiliki latar belakang pemandangan alam elok. “Ada gunung dengan balutan pohon pinus berselimut kabut tipis yang dingin,” tuturnya.
Terbukti pada gelaran perdananya, Go Jazz disambut semarak. Marcell yang naik panggung sekitar pukul 16.00 WIB mampu membuat hawa dingin Gua Lawa seperti tak dirasakan. Ribuan penonton terhipnotis dengan alunan suara lembut melengking penyanyi yang telah menghasilkan delapan album tersebut.
Saat lagu pertama “Peri Cintaku” dimainkan, penonton yang semula duduk diatas lapangan bersama sama berdiri dan ikut bernyanyi. “Kamu untuk aku…aku untuk kamu, tapi semua apa mungkin iman kita yang berbeda…Tuhan kita satu..kita yang tak sama,” refrain lagu ini terasa sangat mellow.
Sebagian besar lagu lagu Marcell memang berirama jazz dipadu pop kreatif yang asyik. Walau dipentaskan di kawasan yang jauh dari kota, namun penonton hampir semuanya hafal bait demi bait lagu penyanyi berdarah Batak, Ambon dan Jawa ini.
Tak heran apabila lagu-lagu Jangan Pernah Berubah, Candu Asmara, dan Jiwa yang Hilang ketika dinyanyikan selalu diikuti koor penonton. Saat jeda penonton mencoba meminta lagu “Semusim” dinyanyikan. Marcell pun membawakannya walau hanya refrainnya saja.
Bupati Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) bersama Rizal Diansyah-sang suami serta Ketua DPRD HR BambanIrawan ikut berbaur menyaksikan aksi panggung Marcel yang apik. Marcell juga sempat kaget ketika penonton begitu hafal lirik lagunya. Tak heran jika ketika lagu Kini, Hanya Memuji dan Firasat mengalun, penonton selalu ikut bernyanyi.
Tiga lagu terakhir masing-masing Takkan Terganti, Mau Dibawa Kemana dan Ketika Kau Menyapa dibawakan dengan atraksi panggung yang komunikatif. Bupati Tiwi mengatakan bahwa Go Jazz direncanakan akan menjadi agenda tahunan di Goa Lawa. “Tahun depan akan kita gelar lagi dengan penyanyi yang lebih beragam,” katanya.
Sebelumnya sejumlah band pembuka, diantaranya Jazz Kidding dari Purwokerto tampil menghibur pengunjung yang mulai datang sejak siang. Ketika Marcell turun panggung, senja di Gua Lawa semakin memerah. Penonton pelan pelan beranjak untuk pulang ke rumah. Musik Jazz memang mulai masuk desa….
Penulis : Joko Santoso
Editor : edt