Stadion Kridosono Blora Tinggal Kenangan


Aktivitas alat berat jenis backhoe mulai merobohkan pintu barat dan merembet ke tembok selatan tribun utama Stadion Kridosono, Kota Blora. Jadiah Blora tidak lagi memilkiki fasilitas stadion sepakbola standar PSSI. Foto : Wws/Wahono

BLORA, WAWASANCO- Mulai Rabu (16/10/2019), Kabupaten Blora tidak lagi memiliki fasilitas stadion sepak bola standar PSSI, lantaran stadion satu-satunya di kabupaten paling timur di Jateng itu, tembok dan pagar besi keliling mulai digempur.

 

Dengan bantuan alat berat jenis backhoe, penggempuran diawali dari pintu kanan tribun utama barat, disusul pagar besi keliling di sisi barat bagian utara bank pemain. Masyarakat hanya bisa menonton penggempuran itu dari kejahuan.

 

“Mestinyha dibangun baru dulu, baru digempur, ini kebijakan yang aneh,” beber Seno Margo Utamo, aktivis pemerhati sosial dan olahraga di Blora.

 

Menurut mantan anggota DPRD, dengan dirobohkannya tembok dan pagar pembatas pemain dengan penonton, Blora jadi satu-satunya kabupaten/kota di Jateng dan Pulau Jawa yang tidak memiliki stadion olahraga sepakbola.

 

Tejo Prabowo, mantan pemain sepak bola dan aktivis olahraga di Blora, mengaku sedih dengan digempurnya pagar dan tembok keliling stadion Kridosono, karena daerahnya kini tidak lagi memiliki stadion kebanggaan masyarakat.

 

“Membangun baru dulu, baru dibongkar. Sedih saya melihatnya, penggempuran ini ini tanpa konsep yang jelas,” ungkapnya.

 

Ditanya soal Stadion Kridosono yang dibangun era Bupati H. Basuki Widodo (alm), Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Pariwisata (Dinporabudpar) setempat, H. Slamet Pamudji, membenarkan pekerjaan tersebut.

 

Ruang Terbuka

 

Dijelaskan Mumuk, tujuan penggempuran pagar dan tembok keliling stadion nanti akan difungsikan untuk kepetingan publik yang lebih luas, jadi taman terbuka hijau (RTH), dan tetap masih bisa untuk aktivitas olahraga.

 

“Nanti masih bisa untuk sepakbola SSB, dan olahraga lainnya, hanya saja tanpa tembok keliling,” jelas Slamet Pamudji.

 

Menurutnya, tribun barat dan tribun timur yang baru dibangun, akan dipertahankan berdiri. Selain itu, nanti akan dibangun trotoar ramah difabel di sisi barat, dan timur. Setelah tembok dan pagar besi keliling roboh akan terus ditata.

 

Untuk keperluan itu, Pemkab menyediakan dana sekitar Rp 200 juta, terinci Rp 90 juta untuk biaya pembongkaran pagar dan tembok keliling, sisanya untuk penataan.

 

Mumuk tidak bisa menjawab pertanyaan kenapa harus dibongkar dulu sebelum membangun stadion baru. Menurutnya, Pemkab berencana membangun stadion baru di kawasan Beran, selatan Kota Blora.

 

“Pemkab akan membangun stadion baru yang lebih representatif, rencananya dimulai pada tahun anggaran (TA) 2021 mendatang,” jelas Kepala Dinporabudpar, H. Slamet Pamudji.

Penulis :
Editor   : jks