Mengawal Pelantikan Jokowi-Maaruf Amin


Joko Widodo dan KH Maaruf Amin sebagai presiden dan wapres terpilih periode 2019-2024 akan dilantik dan diambil sumpahnya pada Minggu (20/10). Keduanya dilantik dalam Sidang  Paripipurna MPR.  Proses tersebut merupakan bagian rangkaian perhelatan Pilpres.

Jokowi setelah dilantik akan menjadi presiden untuk kedua kalinya. Jika di periode pertama tahun 2014-2019 dia berpasangan dengan Jusuf Kalla, di periode kedua Jokowi berpasangan dengan mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Maaruf Amin.

Persiapan pelantikan sudah dilakukan.  Baik dari sisi protokoler termasuk dari sisi pengamanan.  Kita tentu paham bahwa Pilpres tahun 2019 merupakan Pilpres yang sangat keras.  Persaingan antara pendukung pasangan Capres dan Cawapres termasuk koalisi parpol dan juga sangat keras.

Polarisasi antara kubu Jokowi-Maaruf Amin dengan lawannya kubu Prabowo-Sandiaga Uno  sangat kentara. Perang hoaks dan ujaran kebencian termasuk kampanye hitam mewarnai Pilpres 2019. Jokowi akhirnya menang. Kubu Prabowo sebelumnya juga sempat melakukan gugatan hasil Pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK). Namun gugatan tersebut kandas.

Namun riak riak pasca kemenangan Jokowi sebelum pelantikan juga datang silih berganti. Aksi demo massa pada 21 dan 22 Mei 2019 yang  berbuntut rusuh meninggalkan persoalan. Ada dugaan demo tersebut ditunggangi kepentingan untuk menggagalkan pelantikan Jokowi sebagai presiden. Untunglah aparat keamanan sigap. Aksi demo yang rusuh tersebut bisa dihentikan.

Akhir September lalu demo menentang RUU KUHP dan revisi UU KPK melibatkan mahasiswa. Demo hampir terjadi di seluruh daerah. Bahkan uniknya di tengah tengah aksi demo yang dilakukan oleh mahasiswa muncul penumpang gelap yang juga memunculkan tuntutan turunkan Jokowi.

Jokowi menang di Pilpres namun nampaknya ada pihak-pihak yang tak menginginkan presiden hasil Pemilu yang demokratis tersebut tidak bisa dilantik. Kondisi yang ironis. Oleh karena itu tinggal satu hari menjelang pelantikan semua harus menjaga. Tujuannya agar pelantikan bisa dilaksanakan dan presiden serta wapres terpilih bisa segera bisa melaksanakan tugasnya.

Jokowi memang bukan presiden yang sempurna. Dari masa jabatannya yang pertama masih banyak persoalan yang membelit dan perlu mendapatkan solusi. Kita berharap di masa jabatannya yang kedua Jokowi yang didampingi Maaruf Amin bisa merealisasikan janjinya serta melaksanakan hal hal yang belum dituntaskannya pada masa jabatannya yang pertama.

Jangan ada gangguan keamanan ataupun aksi demo yang membuat proses pelantikan presiden dan wapres terpilih terganggu.  Ingat hasil Pemilu 2019 sudah sah dan memiliki legitimasi.  Jika ada yang berupaya menolaknya, berarti mereka melakukan cara cara inkonstitusional.

Yang terpenting saat ini marilah kita kawal pelantikan Jokowi. Setelah itu kita beri kesempatan kepada Jokowi untuk melaksanakan janji politiknya serta mengerjakan pekerjaan rumah yang belum diselesaikannya di masa jabatan yang pertama. Kita kawal itu semua.

Kita tidak ingin konflik Pilpres terus dibawa hingga pelantikan presiden dan wapres terpilih.  Kita ingin segenap komponen bangsa bersatu memberikan support kepada Jokowi dan Maaruf Amin untuk menjalankan amanat rakyat. Banyak tugas menanti dan kita harus mengawalnya. Selamat pak Jokowi, selamat pak Maaruf Amin, selamat bertugas.

 

Penulis : Joko Santoso
Editor   : edt