
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) menyemprotkan obat pembasmi hama dalam Pencanangan Gerakan Optimalisasi Teknologi Trap Barrier Syatem (TBS), di area persawahan Desa Sokawera, Padamara, Senin (21/10). (Foto :Joko Santoso)
PURBALINGGA , WAWASANCO-Musim kemarau menjadi kendala tersendiri bagi para petani, termasuk petani di Kabupaten Purbalingga. Selain persoalan ketersediaan air, populasi tikus sawah mengalami peningkatan. Sampai September lalu, setidaknya 665 hektare (ha) pertanian diserang hama tikus.
Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga Mukodam mengatakan, satu diantara upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah hama tikus adalah dengan optimalisasi Trap Barrier System (TBS). Keuntungan dari penerapan TBS ini adalah teknologi sederhana, sehingga mudah untuk dilakukan. Bahan dan keperluan mudah didapat, dan tidak memberikan efek samping dan tepat sasaran.
“Lebih efektif, hemat biaya dan tenaga, paling butuh ketelatenan karena setiap hari harus dicek tikus yang masuk perangkap dan dimusnahkan. Tentu ini menjadi baik dan efisien, dibanding dengan pemusnahan menggunakan racun tikus, belum tentu jebakan itu dimakan oleh binatang tikus, tapi bisa binatang lain yang bukan hama,” kata Mukodam, ditemui usai acara Pencanangan Gerakan Optimalisasi Teknologi Trap Barrier Syatem (TBS), di area persawahan Desa Sokawera, Padamara, Senin (21/10).
Dia menjelaskan, tekniknya pada TBS adalah petani menyediakan sebagain area lahan untuk lahan pakan. Artinya, satu petak lahan ditanam lebih dahulu, sebelum tanaman utama ditanam. Tujuannya adalah agar tanaman tersebut tumbuh lebih dahulu, sehingga nantinya tikus akan memburu area tersebut karena tersedia pakan.
“Area tanaman pakan seluas 20x20 meter, bisa untuk penanganan lahan pertanian 5 ha. Insya allah ini baik sekali jadi akan kita sosialisasikan lebih banyak lagi. Dalam area lahan pakan itu sudah dipasang seperangkat alat, sehingga otomatis tikus yang masuk akan masuk perangkap, dan tikus lainnya tentu akan mengikuti, karena naluri tikus itu melewati jalan yang pernah dilewati oleh tikus sebelumnya, melalui bau, bulu yang dirontokan, dan kotorannya,” kata dia.
Sementara itu, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan, hama tikus merupakan salah satu ancaman bagi petani. Maka untuk mengatasinya dibuat suatu sistem TBS ini. Harapannya TBS mampu mengendalian hama tikus yang menyerang.
“Sokawera ini menjadi pilot projek, nanti akan disosialisaskan lebih luas lagi. Sehingga produktifitas di Purbalingga meningkat lagi dan kesejhteraan petani meningkat,” kata Tiwi.
Tiwi mengatakan, meskipun dilanda kemarau panjang, tapi ketersediaan pangan di Purbalingga masih aman. Beberapa tahun berturut-turut Purbalingga mengalami surplus beras, termasuk tahun ini.
Penulis : Joko Santoso
Editor : edt