MUNGKID, WAWASANCO – Setelah tampil di Istana Negara dalam memperingati HUT RI ke-74, para penari soreng dari Kabupaten Magelang bakal kembali tampil untuk memecahkan rekor Muri pada Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2019. Tarian kolosal Soreng, berjumlah 12.575 orang penari itu, bakal memadati sepanjang Jalan Soekarno Hatta Kota Mungkid, Kabupaten Magelang.
“Dari target 10 orang penari soreng, kini yang mendaftar sudah tembus diangka 12.575 orang. Mereka terdiri dari siswa sekolah hingga masyarakat,” kata Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Magelang, Endra Wacana melalui Plt Sekretaris Dikbud, Slamet Ahmad Husen kepada wartawan usai gradi tari kolosal soreng di lapangan drh Soepardi, Kota Mungkid, Rabu (23/10).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) telah berkomitmen memecahkan rekor Muri dengan mementaskan sedikitnya 10.000 orang penari soreng untuk memeringati Hari Sumpah Pemuda. Namun target 10.000 itu, kini mencapai 12.000 lebih yang resmi mendaftar ke panitia.
Tarian kolosal soreng, merupakan event untuk memecahkan rekor Muri yang sesuai arahan Bupati Magelang, yakni dalam rangka melestarikan kebudayaan khas peninggalan nenek moyang yang telah berkembang di antara masyarakat, khususnya di lereng Gunung Merbabu dan Gunung Andong.
"Tari kolosal soreng, untuk menegaskan kembali cita-cita dan pergerakan kemerdekaan Indonesia melalui ikrar Sumpah Pemuda," kata, Ahmad Husein.
Maka guna menindak lanjuti tentang arahan Bupati tersebut, pihaknya pun telah berkoordinasi dengan pihak Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai permohonan pendaftaran pencatatan rekor penari soreng terbanyak.
Diketahui, Tari Soreng sendiri, merupakan kesenian asli masyarakat Jawa, merupakan pengejawantahan babad atau cerita rakyat yang diadopsi dari kisah Haryo Penangsang (digambarkan sebagai seorang yang gagah berani yang memiliki banyak prajurit).
Pentas kesenian tari soreng tersebut sering dipentaskan dalam adat atau hajatan besar. Gerakkannya pun diambil dari tarian keprajuritan yang dilakukan secara massal. Bahkan tari soreng, kini sudah berkembang di masyarakat, khususnya di Kabupaten Magelang.
Ketua Harian Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Kabupaten Magelang, Mul Budi Santoso, menjelaskan bahwa, karena peserta tari soreng ini sangat banyak, maka mereka pun akan berlatih secara terpisah dengan arahan dan gerakan yang sama. "Kita bagi di setiap Kecamatan dan Desa, namun dengan gerakan yang sama," jelas Mul Budi.
Dari hasil pendaftaran yang masuk ke panitia, sebanyak 12.575 orang penari soreng yang siap tampil untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2019. “Mengingat antusias masyarakat Kabupaten Magelang yang sangat luar biasa. Kita melibatkan anak sekolah, mahasiswa, sanggar, seniman, dan masyarakat umum," tambah Wakil Ketua Panitia Budi Supriyanto.
Penulis : as
Editor : jks