Piala Dunia U-20 dan Kebangkitan Sepakbola Indonesia


Indonesia mengukir sejarah untuk kali pertama,  ketika dipercaya menjadi tuan rumah  Piala Dunia U -20 tahun 2021.  Hebatnya kita menyingkirkan dua negara lain, masing-masing  Brasil dan Peru yang notabene memiliki tradisi sepakbola yang lebih kuat.

Penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 diputuskan dalam Rapat Dewan FIFA di Shanghai, China, Kamis (24/10).  Indonesia memang merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mengikuti pencalonan sebagai kandidat tuan rumah Piala Dunia U-20.

Kini harapan dan tantangan ada di depan mata. Sebagai tuan rumah ada efek domino yang seharusnya bisa diraih Indonesia.  Kita tahu saat ini prestasi sepakbola nasional berada di titik terendah. Di penyisihan Piala Dunia tahun 2020, Timnas Garuda seperti tak berdaya. Tim kebanggan tersebut menjadi bulan-bulanan Malaysia, Thailand, UEA dan Vietnam yang berada satu grup.

Sekretaris Jenderal PSSI Ratu  Tisha menyampaikan bahwa keberhasilan memenangi persaingan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20  bisa menjadi batu loncatan, terutama bagi Timnas Garuda.  Timnas bisa menjadikan ajang ini sebagai momentum untuk berprestasi di level dunia.  PSSI juga mentargetkan agar di Piala Dunia 2034 Indonesia bisa tampil. Indonesia juga membidik menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun 2030.

Dua hal yang memang akan bisa kita dapat dengan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.  Pertama kita belajar bagaimana memanage menjadi penyelenggara turnamen sepakbola kelas dunia. Walau hanya turnamen untuk pemain sepakbola yunior, namun di turnamen ini diperkirakan akan muncul pemain pemain sepakbola berbakat di masa depan.

Untuk mempersiapkan diri sebagai penyelenggara yang prima, PSSI telah mengajukan 10  kota sebagai lokasi 52 pertandingan Piala Dunia U-20. Masing-masing di  Jakarta, Bekasi,  Cikarang,  Cibinong, Gianyar, Bandung, Palembang, Yogyakarta, Surakarta dan Surabaya.

Rencananya stadion yang ada di kota-kota tersebut akan direnovasi. Selain itu stadion juga akan ditambah dengan fasilitas latihan. Dari 10 kota calon penyelenggara tersebut, baru 7 kota yang memiliki fasilitas latihan.  Kita harus bergerak cepat untuk memenuhi standar menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Jika berkaca dengan Rusia yang harus melakukan persiapan sekitar 8 tahun untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018, maka persiapan Indonesia untuk menuju tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021 terbilang sangat mepet. Namun ini bukan alasan. Semua harus berbenah dan berkejaran dengan waktu guna melakukan persiapan.  Jangan sampai kita tak bisa memenuhi persyaratan tersebut.

Selanjutnya yang akan juga kita dapat dari menjadi tuan rumah Piala Dunia-U 20 adalah bagaimana pecinta sepakbola kita bisa menyaksikan Timnas Garuda Muda untuk tampil di ajang sepakbola dunia di negara sendiri.  Timnas Garuda U-20 saat ini ditukangi oleh pelatih Fachry Husaini. Mantan pemain Pupuk Kaltim ini akan mengawali kiprahnya di penyisihan Piala Dunia U-20 di Bulan Nopember. Kendati Indonesia otomatis lolos ke putaran final-karena menjadi tuan rumah, namun ajang penyisihan bisa menjadi sarana mengukur kekuatan.

Akhirnya, pekerjaan besar menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 jangan sampai disia-siakan. Ini menjadi momentum kebangkitan sepakbola Indonesia.  Kebangkitan manajemen pengelolaan organisasi dan penyelenggaraan dan juga kebangkitan prestas Timnas Garuda. Semoga  semua bisa berjalan seperti apa yang kita harapkan.

Penulis : Joko Santoso
Editor   : edt