PURWOREJO, WAWASAN.CO - Pondok Pesantren Nuril Anwar Maron Loano Purworejo, melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) menerima bantuan elektronifikasi keuangan, berupa peralatan komputer server, UPS serta printer kartu, untuk mendukung sistem pembayaran non tunai.
"Bank Indonesia (BI) memiliki perhatian terhadap kemajuan pesantren, termasuk pengembangan ekonomi syariah. Disatu sisi, dengan kemajuan zaman serta perkembangan teknologi, kita terus berupaya membangun sistem pembayaran yang mudah, aman serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan elektronifikasi keuangan," papar Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng disela penyerahan bantuan, Rabu (30/10).
Tidak hanya itu, bantuan tersebut juga dalam rangka mensukseskan program pemerintah, melalui Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Lebih jauh dipaparkan, saat ini meski secara nilai belum besar, namun dari sisi pertumbuhan sangat tinggi. Dalam satu tahun terakhir, jumlah transaksi non tunai meningkat hingga 200 persen.
"Sekarang semua pembayaran sudah pakai elektronik. Pesan makanan, bayar listrik, tranpotasi. Perkembangannya luar biasa. Pondok pesantren juga sudah mulai banyak yang menggunakannya. Semoga dengan sistem pembayaran yang kita berikan ini, dapat memberikan kemudahan kepada pengasuh, maupun santri dalam mengelola keuangan” ujar tandasnya.
Lebih jauh, PSBI merupakan bentuk kepedulian atau empati sosial BI untuk berkontribusi, dalam membantu memecahkan masalah sosial ekonomi yang dihadapi masyarakat. Melalui program sosial, BI juga berupaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan tugas, dan pencapaian tujuan Bank Indonesia.
Sementara itu, Bupati Purworejo Agus Bastian mengapresiasi positif langkah BI, dalam ikut serta mengembangkan pondok pesantren di wilayah Kabupaten Purworejo. Menurutnya di era Revolusi Industri 4.0 ini, mendorong penerapan transaksi nontunai di segala bidang tak terkecuali di pesantren.
“Kami berharap kedepan seluruh pondok pesantren di Kabupaten Purworejo dapat menerima manfaat dari program ini. Karena Kabupaten Purworejo ini terkenal dengan banyaknya pondok pesantren yang jumlahnya mencapai ratusan,” katanya.
Tidak hanya itu, dirinya juga berharap program eletronifikasi keuangan keuangan tersebut, juga didukung oleh berbagai stake holder lainnya. "Kita berharap, karena ini program elektronifikasi keuangan, juga berkaitan dengan peralatan elektronik, jangan sampai listrik byar pet. Kalau terjadi tentu mengganggu dalam penerapannya," tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Nuril Anwar Maron, KH R Abdul Hakim Chamid. Pihaknya berharap program elektronisasi keuangan ini, dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya.
“Hal ini ini akan sangat bermanfaat bagi pengelola keuangan pondok pesantren. Termasuk para wali santri, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, kita berharap hal ini dapat memperkuat pesantren, terutama dalam hal pengembangan ekonomi, keamanan dan kemudahan transaksi, serta manajemen keuangan," pungkasnya.
Penulis : arr
Editor : edt