Pramuka Dibekali Teknik Penangkapan Ular


Anggota Pramuka dari SWK binaan Koramil 16 Larangan dibekali teknik menangkap ular yang dioeragakan oleh PSJB di halaman Makoramil setempat, Senin(2/12). Foto. Eko Saputro

BREBES, WAWASANCO –  Puluhan anggota Pramuka dari Saka Wira Kartika (SWK) binaan Koramil 16 Larangan, Kodim 0713 Brebes mendapatkan edukasi berupa pengenalan reptil dan teknik penangkapan ular. Pembekalan tersebut disampaikan oleh Komunitas Pecinta Satwa Jatibarang-Brebes (PSJB), di halaman Makoramil setempat, Senin (2/12).

Pembina SWK, Serka Sugiyono,  di sela-sela kegiatan mengatakan, dalam krida survival pembinaan SWK kali ini, diberikan pula tentang pertolongan pertama/penanganan gigitan ular di lapangan. 

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi anggota SWK saat berada di alam. Orang biasa membunuh ular jika melihat. Tapi, mereka diajarkan melestarikan reptil dengan menangkap jika diperlukan dan tanpa membunuhnya,” tandas Sugiyono.

Ketua PSJB, Juned, memaparkan, pengenalan reptil khususnya ciri-ciri utama ular berbisa, akan sangat penting jika para anggota pramuka tersebut menemui hewan melata  di alam liar. Menangani gigitannya serta cara evakuasi/menangkapnya jika diperlukan. Sehingga, tidak membahayakan orang lainnya di sekitar hutan.

Dalam kesempatan itu, Juned juga memperagakan teknik menangkap ular dengan metode tali kolong dari media tali dan pipa PVC.

“Dengan alat bantu yang terbuat dari tali kolong yang dipasang di ujung pipa paralon, merupakan cara yang paling aman untuk menangkap ular berbisa,” katanya.

Juned mengemukakan, teknik kolong juga bisa untuk menangkap reptil lainnya. Namun, tentu saja harus disesuaikan antara kekuatan alat dengan sasarannya. Mereka juga memperagakan tentang bagaimana menangkap ular secara manual dengan ranting pohon.

Tim ini juga membawa beberapa ular sanca, ular tidak berbisa lainnya yang telah jinak, dengan maksud agar para anggota SWK yang tadinya takut dengan ular menjadi berani untuk menghadapinya. Beberapa ular berbisa, juga dibawa sebagai pengenalan.
 
Anggota PSJB lainnya, Aska,  dalam kesempatan itu pula membeberkan singkat tentang ciri-ciri morfologi ular berbisa yang meliputi bentuk kepala segitiga/viper (kecuali kobra), memiliki taring menonjol, gerakan cenderung tenang/tidak terlalu agresif, tidak membelit karena memiliki bisa/racun, warnanya mencolok, terlihat seluruh badannya saat berenang di air, mata lonjong dengan pupil elips, terdapat satu baris sisik di ujung ekor.

Selain itu, tukas Aska, terdapat lubang sensor berdarah panas yang terletak di antara mata dengan lubang hidung, bekas luka gigitannya halus dan berbentuk lengkung serta tidak langsung pergi jika telah mematuk karena menunggu korbannya mati. Ular berbisa akan lebih agresif saat mempertahankan sarang atau teritorinya diusik, makanannya hewan karnivora serta memakan ular lainnya bahkan satu spesiesnya sendiri.

“Di dunia, terdapat sekitar 200 jenis ular berbisa dari lebih dari 2 ribu spesies ular. Untuk yang berbisa di sekitar lingkungan antara lain kobra/sendok, ular tanah, ular hijau, ular laut dan ular pohon, serta weling,” bebernya.

Dijelaskan, untuk ular yang tak berbisa mempunyai ciri antara lain bentuk kepala kebanyakan lonjong telur, warna tidak mencolok sehingga tersamar dengan kondisi lingkungannya, mata dengan pupil bulat, memiliki dua baris sisik di ujung ekor dan bekas gigitan terlihat berderet dan tersusun rapi.

"Ular biasanya langsung pergi melarikan diri setelah mematuk mangsanya," pungkas Aska.

 

Penulis : ero
Editor   : edt