Melepas 2019, Menyambut 2020


Sebentar lagi tahun 2019 akan kita tinggalkan. Kita akan memasuki tahun 2020, tahun baru tentu tahun yang membawa harapan baru. Kita pasti tahu, tahun 2019 bukan merupakan tahun yang mudah terutama bagi perjalanan bangsa dan negara ini.

Tahun 2019 adalah tahun politik  dengan segala dinamika politiknya.  Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden yang dilaksanakan serentak membawa hingar bingar tersendiri. Polarisasi pendukung antar capres dan cawapres kala itu membuat suasana menjadi panas. Polarisasi terjadi bahkan hingga di masyarakat tingkatan bawah.

Tahun 2019 adalah tahun yang melelahkan, karena adanya agenda politik nasional tersebut.  Dengan masa kampanye yang begitu panjang membuat suasana bathin kita ikut khawatir. Bagaimana tidak, di segenap indra kita selalu dibayangi adanya persaingan antara dua pendukung capres yang kala itu maju ke gelanggang.  Persaingan antara kubu pendukung Jokowi dan Prabowo.

Bahkan hingga selepas pemungutan suara 17 April 2019 suasana masih tetap panas. Aksi protes, aksi tidak menerima hasil Pilpres masih terus terjadi. Bahkan diwarnai aksi demo besar-besaran warga yang menolak hasil Pemilu. Mereka kembali datang ke Jakarta, mendatangi gedung Bawaslu dan DPR RI dan melakukan aksi demo di sana.

Hingga presiden Jokowi dan wakilnya Maaruf Amin dilantik, suasana masih panas. Namun polarisasi ambyar seketika saat Prabowo masuk dalam jajaran kabinet Jokowi-Maaruf Amin.  Para pendukung Prabowo dan Jokowi seperti tak percaya. Polarisasi yang nyaris membuat  para pendukung saling bermusuhan ambyar seketika.

Itulah politik. Tahun politik 2019 meninggalkan kesan yang ambyar. Masyarakat harus menerima bahwa memang dalam politik tidak ada kawan atau lawan sejati, yang ada hanya kepentingan yang abadi.  Hati mereka ambyar ketika tahu setelah bersaing keras, Jokowi dan Prabowo akhirnya berangkulan.

Tahun 2020 akan datang. Tahun tersebut juga masih identik dengan tahun politik.  Pasalnya pada 23 September 2020 akan dilaksanakan Pilkada serentak. Tidak tanggung-tanggung perhelatan itu akan dilaksanakan di 270 daerah. Dengan perincian dilaksanakan di 9 provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota.

Belajar dari tahun 2019, kita tentu tidak ingin tahun 2020 yang juga masih berkaitan dengan politik menjadi tahun yang panas. Kita tidak ingin ada lagi polarisasi atau bahkan ancaman perpecahan hingga masa dibawah.

Pilkada serentak memang menjadi mekanisme suksesi kepemimpinan lima tahunan.Biarlah semua berjalan wajar, jangan ada mobilisasi atau penggalangan dukungan yang malah membuat suasana menjadi bergejolak.

Tahun 2020 marilah kita jadikan tahun untuk konsolidasi dan juga bersama menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Membangkitkan perekoniomian yang lesu, memperbaiki sistem kependidikan dan juga menegakkan hukum dan HAM. Tahun 2019 menjadi pengalaman bagi kita, agar di tahun 2020 kita tidak terjebak lagi dalam kondisi yang mengancam keutuhan kita sebagai bangsa. Selamat Tahun Baru 2020 semoga semua menjadi lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Penulis : Joko Santoso
Editor   : edt