Tanggul Sungai Tuntang Jebol, Kerugian Rp 1,187 M


Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak H Eko Pringgolaksito bersama jajarannya saat meninjau sekolah-sekolah yang masih tergenang banjir. (Foto :Sari Jati)

DEMAK, WAWASANCO-Hasil asesmen kerusakan lahan pertanian akibat tanggul Sungai Tuntang yang jebol di Dukuh Gobang Desa Trimulyo Kecamatan Guntur pada 9 Januari  seluas 430 hektar. Dengan total kerugian diestimasi senilai Rp 1,187 miliar.

Kalak BPBD Kabupaten Demak HM Agus Nugroho LP menyampaikan, pascapenutupan tanggul kiri Sungai Tuntang yang jebol sepanjang 13 meter dan lebar enam meter kemarin, banjir yang menggenangi Trimulyo dan desa-desa sekitarnya relatif surut. Namun demikian selain menyisakan lumpur, banjir yang mengakibatkan ratusan KK penduduk Dukuh Gobang itu juga menyebabkan kerusakan lahan pertanian. 

"Berdasakan pendataan  dari Dinas Pertanian, kerusakan lahan pertanian dilaporkan seluas 430 hektar. Tersebar di lima desa, yakni Trimulyo 130 hektar, Tlogorejo (90), Sidoharjo (80), Turitempel (40) dan Bumiharjo (90)," ujarnya, Selasa (14/1).

Dari kerusakan tersebut, diestimasi kerugian yang ditimbulkan senilai Rp 1,187 miliar. Meliputi biaya pengolahan tanah, pengadaan benih  hingga pemupukan.

Dampak banjir sama, sebanyak 1.507 siswa  SD dan  SMP di wilayah  Guntur terpaksa tak sekolah. Menyusul genangan air yang merendam bangunan sekolah dengan ketinggian bervariasi. 

Sebagaimana disampaikan Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak H Eko Pringgolaksito, sekolah-sekolah yang menghentikan sementara kegiatan belajar mengajarnya adalah SD Trimulyo 1, dan SD Trimulyo 2. Selain itu juga SD Tlogorejo 1, SD Tlogrejo 2, SD Sidorejo 1, SD Sidorejo 2, SD Turitempel 1, SD Bumiharjo 1 dan SD Bumiharjo 2, serta SMP Negeri Guntur 2.

Akibat banjir, beberapa siswa kehilangan buku-buku pelajaran termasuk buku paket. "Terhadap siswa yang kehilangan buku paket, kami akan mengusahakan melalui pengadaan baru atau dengan cara memfoto copy milik siswa lainnya," terang Kepala SMP Negeri 2 Guntur, Dyah Purwani Setianingsih.

Sehubungan terjadinya musibah banjir pula, Eko Pringgolaksito menginstruksikan sekolah-sekolah tersebut  memberi  jam pelajaran tambahan kepada siswa. Sehingga mereka dapat mengejar materi pelajaran yang tertinggal lantaran tidak masuk sekolah. 

Di sisi lain, Dinpermasdes P2KB Kabupaten Demak berkerjasama seorang psikolog anak dari Semarang, Nur Chasanah, menyelenggarakan trauma healing bagi anak-anak korban banjir. Bertempat di aula Kecamatan Guntur, ratusan anak kelompok PAUD, TK dan  SD dihibur dengan bernyanyi bersama sambari memberikan dongeng-dongeng, sehingga mereka kembali ceria.

Penulis : ssj
Editor   : edt