Warga Tak Mampu Luput dari Bantuan Sosial


KENDAL, WAWASANCO- Salah satu warga kurang mampu di Dusun Ngaglik, Desa Kutoharjo Kaliwungu, Kabupaten Kendal, mengaku tidak pernah menerima bantuan jenis apapun, baik itu PKH, BPNT, BLT DD dan BLT Kemensos.

Warga bernama Martono, meski rumahnya sudah berkeramik. Namun, dirinya tidak memiliki penghasilan tetap setiap harinya. Ditambah harus menghidupi anak-anaknya yang masih duduk di bangku sekolah.

Martono merupakan seorang duda ditinggal mati istrinya satu setengah tahun yang lalu. Setelah istrinya meninggal, kemudian ia  sendiri sakit struk sehingga tidak mampu mencari nafkah. Dirinya mengaku memiliki tujuh anak yang didapat dari dua istrinya. 

“Dari istri pertama, saya punya anak dua kemudian istri meninggal dunia. Dari istri kedua saya punya anak lima dan pada usia empat puluh tahun istri saya juga meninggal dunia,” ungkapnya, Senin (18/5).

Tujuh anaknya itu, empat diantaranya sudah berumah tangga, sedangkan yang tiga masih sekolah. “Anak saya yang paling kecil masih kelas enam SD,” ujarnya.

Mbah Tono panggilan akrabnya sehari-hari untuk menafkahi keluarganya, hanya dengan cara menyembuhkan orang yang terkena ilmu hitam, seperti santet, kerasukan makhluk halus dan lain sebagainya, yang dia dilakukan dengan tidak memasang tarif.

Dalam kondisi saat ini, ketika para tetangga yang lain beramai ramai dapat bantuan dari pemerintah. Namun, Mbah Tono mengaku belum pernah mendapat bantuan apapun.

Meski rumahnya sudah berkeramik, namun dinding temboknya sudah kelihatan rapuh. Bahkan terlihat dibeberapa sudut ada dinding yang sudah jebol.

"Rumah saya ukuran delapan kali sepuluh meter ini atapnya sangat memprihatinkan. Jika hujan, semua ruangan banjir karena gentengnya bocor," imbuhnya.

Mbah Tono juga mengaku, kondisi rumah yang sangat memprihatinkan tetap di tempatinya, sebab untuk memperbaiki tidak punya biaya. 

“Semua ini saya terima dengan lapang dada dan tetap bersyukur pada tuhan. Yang penting tetap berusaha agar anak-anak bisa makan, meski dengan seadanya,” ucapnya.

Panji Pamungkas, anak laki-laki Mbah Tono yang lulus SMA tahun ini mengaku, saat ia pulang sekolah rela bekerja serabutan untuk mendapatkan upah yang bisa digunakan untuk menghidupi adik dan ayahnya.

“Sepulang sekolah saya kerja serabutan agar bisa dapat uang. Ini bentuk tanggung jawab saya kepada bapak dan adik-adik,” tuturnya.

Sementara itu Sekretaris Desa (Sekdes) Kutoharjo, Azhar mengatakan, semua warga penerima bantuan diajukan berdasarkan Musyawarah Dusun (Musdus) masing-masing dusun.

Terkait masih ada warga miskin yang belum pernah menerima bantuan, dirinya segera berkoordinasi dengan Kadus setempat, untuk dilakukan pengecekan di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Segera hari ini, saya langsung perintahkan Kadus untuk mengecek di DTKS, kalau datanya belum masuk nanti langsung bisa untuk dimasukkan,” pungkasnya. 

Penulis : Hanief
Editor   : jks