Napi Lapas Terbuka Kendal Produksi Ratusan Ton Pangan


Warga binaan saat mengecek ayam petelur 2 Attachments

KENDAL, WAWASANCO- Lapas Terbuka Kendal yang berlokasi di desa Bleder dan desa Bangunsari Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, terus meningkatkan produktifitasnya sebagaimana diharapkan oleh Menteri Hukum dan HAM pada tahun 2017 yang lalu sebagai Lapas Produktif.

 

Semenjak ditetapkan sebagai Lapas Produktif, berbagai kegiatan pembinaan kemandirian yang bertujuan memberikan bekal keterampilan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan terus berkembang,

 

"Apalagi dimasa pandemi saat ini pangan menjadi sektor yang wajib dikembangkan dan ditingkatkan produktifitasnya," terang Rusdedy, Kepala Lapas Terbuka Kendal, Minggu (23/8) sore.

 

Dikatakan, pihaknya tak mau menyerah Lapas Terbuka Kendal yang sempat kosong karena ditinggal warga binaannya yang melaksanakan asimilasi dirumah, kembali di isi oleh warga binaan pekerja bahkan saat ini mampu memproduksi pangan hingga ratusan ton.

 

Berbagai pihak digandengnya, untuk mewujudkan Lapas Produktif, diantaranya Kementerian Pertanian dan Bappenas untuk mendorong program ketahanan pangan nasional penanaman jagung di lahan UPT Pemasyarakatan.

 

"Disampung itu, dinas Pertanian dan dinas Perikanan Kabupaten Kendal, juga mendorong budidaya perikanan dan peternakan bersama Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (WAIBI) dibidang Pelatihan Agribisnis," ujar Rusdedy.

 

Kemudian, CV Indoshrimps dibidang budidaya udang vaname system kolam bundar, CV Putra Kirana dibidang budidaya buah-buahan dan tanaman sayuran.

 

"Ada juga PT. Sido Muncul dalam bidang budidaya tanaman herbal, Yayasan Global Ikhwan Indonesia dalam bidang pembinaan kepribadian dan kementerian Agama dalam bidang pembinaan keagamaan," terangnya.

 

Menurut Rusdedy, beberapa kegiatan yang menghasilkan seperti budidaya tanaman jagung seluas 15 Hektar dengan hasil per hektarnya mencapai 5 ton, maka totalnya mencapai 75 ton untuk satu kali masa tanam.

 

"Dalam satu tahun Lapas Terbuka Kendal juga dapat melakukan 2 kali masa tanam hingga jumlah total yang didapat 150 ton/tahun, budidaya 25.000 tanaman melon," ungkapnya.

 

Dijelaskan, dengan hasil per pohon rata rata 4 kg maka hasil per periode tanam 100 ton, budidaya melon per tahun bisa 4 kali tanam, sehingga total pertahun budidaya melon mencapai 400 ton.

 

"Selain Melon, Lapas Terbuka Kendal juga mengembangkan budidaya semangka 2400 pohon dengan hasil per pohon sekitar 3 kg," ucap Rusdedy.

 

Hasil per periode tanam 7,2 ton, lanjutnya, sama halnya dengan melon, semangka untuk satu tahunnya bisa 4 kali periode tanam sehingga total per tahun semangka menghasilkan 28,8 ton.

 

Tidak hanya di bidang pertanian, Rusdedy juga mengaku dibidang peternakan dengan kegiatan budidaya ayam petelur per hari dapat menghasilkan 125 kg, untuk setiap bulannya 3,75 ton.

 

"Apabila diakumulasikan pertahunnya mencapai 45 ton, bidang perikanan Lapas Terbuka Kendal mengembangkan budidaya udang Vaname dengan hasil pertahun mencapai 36 ton," jelasnya.

 

Selain kegiatan pertanian dan peternakan yang kapasitas produksinya besar, Lapas Terbuka Kendal juga menyelenggarakan kegiatan pertanian dan peternakan yang kapasitas produksinya masih kecil.

 

"Namun, kedepan akan terus ditingkatkan seperti ayam pedaging, sapi, kambing/domba, budidaya ikan air tawar, tambak ikan bandeng, perkebunan singkong/ubi rambat, pisang, tanaman herbal dan sayur-sayuran," ungkapnya.

 

Tak berlebihan apabila kegiatan pembinaan kemandirian yang semula hanya bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan kepada warga binaan telah berdampak positif mendukung program ketahanan pangan nasional melalui kegiatan pembinaan kemandirian di Lapas Terbuka Kendal.

 

Di akhir perbincangan, Rusdedy memberikan motivasi, bahwa dalam mengelola semua kegiatan agar berjalan dan terus produktif kuncinya adalah bersinergi.

 

"Kita harus mampu bersinergi dengan semua stakeholder pemangku kebijakan dan kepentingan seperti yang sudah berjalan saat ini di Lapas Terbuka Kendal adalah hasil dari bersinergi dan bekerja bersama antara Kementerian/Lembaga, NGO, swasta dan kelompok-kelompok tani, sebagaimana komitmen yang diusung," tukasnya.

 

Salah satu pendamping pertanian yang ditemui di lahan tanaman Melon, Abidin dari Jaripurwo Rowosari mengatakan, lokasi lahan untuk tanaman melon sebaiknya lahan yang mudah pengairannya, tidak berangin kencang, bukan daerah rawan banjir, dan mudah dijangkau kendaraan saat panen tiba.

 

"Tanaman melon menyukai tanah yang gembur dan kaya akan unsur hara makro dan mikro. Oleh karenanya pengolahan tanah harus dilakukan dengan tepat," terangnya.

 

Saat tanaman umur 1 minggu lakukan penyiraman setiap hari pagi dan sore. Makanya di area lahan milik lapas ini dibuat 12 sumur. Setelah itu penyiraman cukup dilakukan setiap 2 hari sekali dengan sistem kocor.

 

"Saat musim hujan pastikan lahan tidak tergenang terlalu lama olah karenanya selalu jaga kondisi dan kebersihan saluran drainase agar terawat dengan baik," jelasnya.

 

Untuk panen kebanyakan dilakukan sesudah melon mulai sejak berbuah, rata rata pada usia 20 hari sesudah tanam, buah telah mampu diseleksi & dipelihara sampai hri ke-60 sesudah periode tnaam utk dipanen.

 

"Buah yang siap dipanen memiliki ciri-ciri warna kulit yang sejak mulai putih kekuningan, kulit buah putih berwarna kekuningan, pada tangkai buah terdapat cincin atau lingkaran retak-retak, dan tercium aroma harum dari melon," pungkasnya.

Penulis : Hanief
Editor   : edt