MAGELANG, WAWASANCO – Desa Kartoharjo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, menjadi juara pertama dalam program percontohan pembangunan infrastruktur irigasi desa, dari Kementrian PU PR, Dirjen Sumber Daya Air, dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO). Sedang juara II, Desa Sirahan, Kecamatan Salam, juara III Desa Polengan, Kecamatan Srumbung.
“Ke tiga desa yang mendapat penghargaan tersebut, telah memenuhi kreteria yang telah ditetapkan, dan penilaiannya melalui proses seleksi sangat ketat,” kata Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan BBWSO, Pramono ST pada Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI), di Hotel Atria Magelang, Selasa (1/12-2020).
Menurut Pramono, kreteria penilaian pada lomba tersebut, antara lain fungsi program irigasi, keikutsertaan aparat desa dalam melaksanakan program pembangunan irigasi desa, jumlah masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan, serta kualitas dan kerapian pekerjaan. Sebab pelaksanaan program pembangunan irigasi desa, dilaksanakan secara padat karya, sehingga warga dapat merasakan hasil pembangunan tersebut.
“Yang terpenting, setelah pembangunan irigasi desa selesai, maka perawatan dan pemeliharaan sepenuhnya diserahkan kepada desa dan warga pengguna irigasi desa, sehingga saluran air dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian, khususnya padi,” ujarnya.
Untuk Desa Kartoharjo, Kecamatan Grabag, sebelum dibangun irigasi desa, hasil pertanian di 20 hektar sawah, hanya menghasilkan padi sekitar 5 ton per hektar. Namun setelah pembangunan irigasi, hasil panen bisa mencapai 7 – 8 ton per hektar, dengan luar areal bertambah menjadi 40 hektar.
“Peran perangkat desa sangat aktif selama pelaksanaan pembangunan irigasi sepanjang 402 meter, melibatkan 20 orang tenaga padat karya, dan selesai pembangunan selama 44 hari, karena dalam satu tahun hasil tanaman padi bisa tiga kali panen,” jelasnya.
Anggota Komisi V DPR RI, Ir Sudjadi mengatakan, irigasi desa menjadi ujung tombak untuk meningkatkan hasil pertanian, terutama padi. Dengan pembangunan irigasi desa, diharapkan dapat meningkatkan hasil panen padi, dimana dalam setahun bisa dua – 3 kali tanam dan panen.
“P3TGAI merupakan pekerjaan pembangunan saluran irigasi tersier yang dikerjakan oleh petani atau penduduk setempat, dengan diberikan upah sehingga menambah penghasilan petani, atau penduduk desa terutama di antara dua musim tanam dan panen,” jelas Sudjadi.
Tahun 2021, lanjut Sudjadi, daya serap tenaga kerja warga dengan padat karya, menggunakan by name by address yang datanya lebih akurat, karena akan memanfaatkan desa setempat. Tujuannya, untuk pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan. “Ini sesuai dengan program padat karya yang dilaksanakan pada pembangunan desa tahun depan,” tambahnya.
Penulis : as
Editor : edt