
: Amat Rochim warga Sanggrahan RT 001 RW 00I, Tingkir Lor, Tingkir, Salatiga saat menyusun hasil produksi tempe di rumahnya, Senin (4/1). Foto : Ernawaty
SALATIGA, WAWASAN.CO. Harga kedelai import di Salatiga terus merangka naik dalam tiga bulan, sejak akhir tahun 2020. Kondisi ini membuat pengrajin tempe dan tahu di Salatiga kelimpungan dalam melanjutkan usaha berskala rumahan tersebut.
Seperti diungkap Amat Rochim warga Sanggrahan RT 001 RW 00I, Tingkir Lor, Tingkir, Salatiga. Selama pandemi Covid-19 harga tertinggi kedelai yang ia beli terus mengalami kenaikan hingga awal tahun tahun 2021.
"Dari harga Rp 6600 perkilogram sekarang mencapai Rp 9200 perkilogram. Sebelumnya, masih Rp 9000 per Senin ini naik lagi Rp 200,x kata Rochim ditemui usai memproduksi tempe di rumahnya, Senin (4/1).
Harga kedelai import sejak tiga bulan sebelum pergantian tahun 2020 ke 2021 sempat menjalani kenaikan beberapa kali. Ia pun belum mengerti secara pasti apa yang menyebabkan kenaikan tersebut.
"Teman-teman di daerah lain juga sempat mengeluh hak yang sama. Bahkan, saudara di Jakarta katanya mau demo minta harga bisa turun," ujarnya.
Ia menerangkan, sebelum bulan November 2020 lalu harga kedelai masih kisaran Rp 6600 per kilogram. Saat itu, dengan kondisi pandemi Covid-19 para pengerajin masih bisa bertahan.
Namun, kurang dari tiga bulan ternyata harga terus merangkak naik menjadi Rp 7850, Rp 8100.
"Dan setelah sempat libur cuti bersama akhir tahun 2020 lalu, harga kini menjadi Rp 9000 naik. Dan selang hitungan hari saja per Senin ini tadi naik lagi menjadi Rp 9.200 perkilogramnya," papar Rochim.
Keterangan yang sama disampaikan Agus Setiawan, pedagang tempe di Pasar Raya Salatiga.
Kepada wartawan Agus mengaku beberapa kali mendapat komplen dari pelanggannya. Pasalnya, dengan harga kedelai mendekati Rp 10.000 per kilogram membuat pengrajin tempe di Salatiga seperti dirinya kesulitan mengolah biasa produksi.
Rochim, Agus serta pengrajin tempe serta tahu di Salatiga berharap pemerintah turun tangan mengendalikan harga kedelai di pasaran. Sehingga, pengerajin tempe dan tahu dapat terus bertahan.
"Besar harapan kami harga sekarang tidak lama dan daiaf turun lagi," imbuhnya.
Penulis : ern
Editor : edt