MAGELANG, WAWASANCO – Pesona Gunung Merapi di tengah erupsi saat ini, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Gunung teraktif di Indonesia yang berada di perbatasan Jateng – DI Yogyakarta tersebut, berpotensi menjadi obyek wisata minat khusus, karena mempyntai pemandangan alam menjanjikan bagi wisatawan.
Famtrip Pengembangan potensi wisata budaya Kabupaten Magelang selatan, cukup menjanjikan bagi wisatawan, terutama wisata minat khusus ke Jurang Jero di lereng Gunung Merapi. Sebab pemandangan alam kawasan lereng gunung teraktif di Indonesia tersebut, mengagumkan dan menjanjikan keindahannya untuk dikunjungi.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Magelang, Grengseng Pamuji mengaku, keindahan lereng Gunung Merapi di kawasan Jurang Jero sangat bagus dan menarik, karena saat cuaca cerah gunung diperbatasan Jateng – DI Yogyakarta, sangat indah dan gagah. “Kepulan asap warna putih dari puncak gunung sangat bagus untuk dilihat,” ujar politisi PDI Perjuangan di sela mengikuti Famtrip tersebut.
Bersama anggota Komisi II DPRD, yakni Gunawan Sugiarno (PKB), Sonhaji (PAN), Suharno (Gerindra), Gunawan serta Tri Wahyuningsih (PDIP), mengikuti famtrip yang digelar Komunitas Pesona Magelang (Pesma) atas kerja bareng antara Bappeda dan Disparpora Kabupaten Magelang. Menghadirkan juga, biro perjalanan wisata dari Yogyakarta dan Semarang.
Framtrip yang selama dua hari, Kamis – Sabtu (1-2/2021), diawali dari Resto Kaliputih, Gulon, Kecamatan Salam tersebut, sebelumnya juga disajikan tarian dari Sanggar Dua Atap, terus melakukan perjalanan menggunakan mobil Safari Camat atau VW Cabrio tersebut, berjalan menuju kawasan cagar budaya tertua di Jawa, yakni Candi Wukir. Dalam kesempatan itu, rombongan melakukan penghijauan dengan menanam pohon dan melepas burung untuk kelestarian alam.
Menurut Grengseng, Komisi II DPRD Kabupaten Magelang yang membidangi sektor pariwisata sangat mendukung kegiatan pengembangan obyek wisata. Sebab dengan pengelolaan wisata yang baik, tentu menumbuhkan potensi ekonomi bagi masyarakat. “Pelaku wisata harus bisa berinovasi, sehingga bisa menarik wisatawan untuk berkunjung, termasuk melakukan edukasi kepada masyarakat,” jelasnya.
Kabupaten Magelang mempunyai kekayaan alam yang luar biasa, meski saat ini masyarakat sedang menghadapi pandemic Covid – 19, namun membuka peluang usaha pariwisata sangat terbuka, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. “Kegiatan ini positif,
Kami selalu mendorong untuk menspot kegiatan yang berkaitan pengembangan pariwisata,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga, Slamet Achmad Husen SE, MM, Jumat (8/1-2021) mengapresiasi kegiatan Famtrip pengembangan pawisisata Magelang selatan, karena wilayah tersebut masuk wilayah perbatasan DI Yogyakarta yang sudah menjadi tujuan wisata. Apalagi obyek wisatanya cukup beragam, ada kawasan Jurang Jero yang mempunyai potensi luar biasa.
“Dengan mengangkat, mengenalkan dan mempromosikan daya tarik wisata di wilayah Kabupaten Magelang Selatan, menjadi keharusan,” kata Slamet Achmad Husen yang mengikuti Famtrip Pengembangan Wisata Budaya Magelang Selatan.
Harapan ke depan, lanjutnya, wisata di Magelang Selatan semakin berkembang dan menjadi alternatif kunjungan paket wisata. Beberapa destinasi baik alam, buatan dan budaya sangat beragam, dan menarik juga kami melihat semangat para pelaku wisata dan stakeholder sangat luar biasa, untuk berinovasi dan kolaborasi bersama sama memajukan pariwisata di wilayah Kabupaten Magelang,” ujar Husen.
Kepala Bidang Ekonomi dan SDA Bappeda dan Litbangda Kabupaten Magelang, Amirudin Zuhri, S.Sos, M.Si, mengatakan, pariwisata Magelang selatan potensinya cukup besar, maka kegiatan Famtrip ini menjadi bahan untuk menguraikan atau mendetail kan program Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) di Kabupaten Magelang, sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
“Dengan mengunjungi secara langsung inilah, kita bisa mengurai atau mendetailkan program pariwisata. Karena membangun ekonomi melalui obyek wisata, berbeda dengan pekerjaan pembangunan infrastruktur yang berupa pembangunan fisik. Dunia wisata, harus dibangun dengan mendengarkan para pelaku wisata di daerah, terutama dalam segi pemasaran,” katanya.
Penulis : as
Editor : edt