Pelupa memang menyebalkan. Karena bisa menyusahkan siapa saja. Berkut delapan cara untuk membuat Anda terbebas dari lupa.
Belajar BERKONSENTRASI
Banyak kemungkinan mengapa Anda bisa jadi pelupa. Menurut psikiater Dr Martina Wiwie Nasrun dalam artikel Gampang Ingat di usia Senja (Masalah Lupa, Demensia dan Alzheimer), lupa adalah hal yang acap terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Namun sejauh mana lupa masih dianggap wajar dan lupa sudah mengarah pada gangguan (penyakit) tidak selalu tegas batasnya. Apalagi jika usia bertambah lanjut masalah lupa semakin mudah terjadi.
Satu hal yang paling ringan adalah kesulitan konsentrasi. Kemudian ada beberapa gangguan kejiwaan atau psikiatrik yang dapat mengakibatkan mudah lupa ini misalnya depresi dan demensia. Kedua gangguan ini juga banyak macamnya. Menurut para ahli lupa terjadi karena informasi yang diterima tidak diolah dan disimpan dalam otak. Bisa juga terjadi karena ada kesulitan dalam memanggil kembali informasi yang sudah tersimpan. Daya ingat seseorang dipengaruhi oleh tingkat perhatian, minat, daya konsentrasi, emosi, dan kelelahan. Semakin kuat minat dan atensi maka semakin melekat informasi yang diterima. Emosi yang menyenangkan, atau menyedihkan mempunyai kontribusi dalam daya ingat seseorang terhadap suatu peristiwa. Dengan demikian, jika Anda pelupa, belajarlah berkonsentrasi. Itu akan membantu Anda mengembalikan daya ingat.
Ingat LUPA
Jika gangguan daya ingat Anda masih tergolong ringan, atasi lupa dengan LUPA. Motonya sederhana saja, ''agar tidak lupa ingat LUPA''. Maksudnya agar tidak demensia ingatlah (L)atihan, (U)langan, (P)erhatian atau konsentrasi, (A)sosiasi. Yang dimaksud dengan Latihan adalah digunakannya otak untuk suatu aktivitas tertentu, misal membaca, mencatat-catat, mendengarkan radio, berbicara dengan orang lain, atau apa saja yang membuat otak ikut aktif, bahkan termasuk gerak badan atau olah raga. Ulangan, artinya hendaknya aktivitas itu Anda kerjakan berulang-ulang secara teratur, dan Perhatian dengan penuh konsentrasi jangan sambil lalu, kemudian lakukan Asosiasi, yakni mengkait-kaitan antar peristiwa yang tengah Anda alami. entang pencegahan dengan obat-obatan lebih baik konsul kepada dokter dan jangan terlena oleh iklan.
Optimalkan DAYA INGAT
Untuk mengoptimalkan daya ingat, Anda bisa memulainya dengan memusatkan perhatian Anda pada hal-hal penting. Lakukanlah ini pada saat Anda rileks atau istirahat, serta dalam keadaan tenang. Pusatkan perhatian Anda. Tapi ingat, jangan melakukan itu pada saat Anda lelah. Karena hasilnya justru akan mengecewakan. Ketenangan akan banyak membantu Anda untuk melatih daya ingat Anda. Lakukan secara terus. Dengan demikian, Anda akan terlatih untuk berkonsentrasi.
Belajar BERTAHAP
Anda juga bisa mencoba dengan menyusun berbagai gagasan yang harus Anda pelajari dalam suatu sistem rumusan atau kode untuk lebih mudah mengingatnya. Misalnya, para pengajar serta kalangan praktisi di bidang periklanan menggunakan istilah AIDA yang artinya adalah ‘menumbuhkan Attention (perhatian), menciptakan Interest (minat), mendorong timbulnya Desire (keinginan) dan kemudian melakukan Action (tindakan). Dan belajarlah secara bertahap. Bagilah proses belajar dalam beberapa tahap. Mulailah untuk setiap tahap baru dengan memeriksa apa yang telah Anda ingat sebelumnya agar hal-hal itu dapat terbentuk lebih kuat di dalam memori. Atau kaitkanlah sesuatu yang sedang Anda pelajari dengan berbagai ide, orang, simbol atau benda-benda lain yang sudah Anda kenal dan sudah tertanam kuat di dalam memori.
Manfaatkan WAKTU LUANG
Manfaatkan waktu luang! Misalnya sedang menunggu bus. Cobalah untuk mengingat-ingat sesuatu. Bawalah buku catatan kecil di dalam saku agar Anda dapat merujuk kembali dengan lebih mudah dan cepat atau apa yang Anda ingat-ingat. Ingat, jagalah konsentrasi Anda. Jangan lupa, daya ingat yang baik sangat menunjang kelangsungan karir Anda. Agar Anda tak cepat terkena penyakit lupa, segera optimalkan daya ingat Anda dari sekarang. Jangan tunggu sampai jadi pelupa!
Gunakan CATATAN
Dr Martina punya saran sederhana untuk Anda yang mulai terjangkiti penyakit lupa. Cobalah untuk mengecek apa-apa saja yang perlu diingat. Kalau perlu gunakan ceklis atau catatan khusus untuk jadi pegangan Anda. Berilah tanda poin-poin yang telah Anda ingat. Rencanakan urut-urutan apa yang akan Anda kerjakan. Dan satu hal lagi, letakkan segala sesuatu di tempatnya semula. Jangan meletakkan benda-benda di sembarang tempat.
Sehat MENTAL FISIK
Ingat kata dia, sadarilah jika perhatian Anda mulai teralih! Kembali fokuskan perhatian Anda pada hal-hal yang perlu Anda ingat. Dan usahakan agar Anda tetap sehat mental dan fisik. Serta jadilah orang yang selalu siap menolong orang lain
Kontrol DOKTER
Namun jika tingkat pelupa Anda sudah sangat parah, atau mengarah pada gejala demensia, segeralah berobat ke dokter. Menurut Martina seorang penderita demensia perlu mendapat pertolongan medis agar mendapat perawatan yang semestinya. Jangan sampai dibiarkan saja karena dianggap wajar sebagai bagian dari proses menua. Demensia adalah kondisi penurunan mental yang didasari oleh penyakit yang menyebabkan gangguan fungsi otak.
Pengobatan demensia tergantung kepada penyebabnya, beberapa kondisi dapat pulih namun kebanyakan tidak dapat pulih kembali seperti sedia kala. Meskipun demikian, proses kemunduran mental ini dapat ditunda dan dipertahankan pada kondisi optimal ketika demensia didiagnosa dan diterapi. Saat ini telah tersedia obat-obatan maupun sarana penunjang perawatan pasien demensia seperti klinik memori, pusat aktivitas siang hari (day care), kelompok support dari caregiver (kelompok pendukung pramuwerda demensia), rumah perawatan lansia, layanan informasi dari LSM, dan Asosiasi Alzheimer.
Pemberian obat anti demensia pada fase demensia dini akan lebih jelas manfaatnya dibandingkan demensia fase berat. Karenanya semakin cepat didiagnosa adalah semakin baik hasil terapinya. Kadang-kadang orang takut mengetahui kondisi yang sebenarnya, lalu menunda mencari pertolongan dokter. Pemeriksaan kondisi mental dan evaluasi kognitif yang rutin (6 bulan sekali) sangat dianjurkan bagi orang yang berusia sekitar 60 tahun supaya dapat segera diketahui jika ada kemunduran kognitif yang mengarah pada demensia, dan dapat segera dilakukan intervensi guna mencegah kondisi yang lebih parah.
Penulis :
Editor :