Tradisi Padusan, Pemandian Umbul Senjoyo Diserbu Pengunjung


BERENANG : Masyarakat dari berbagai wilayah menikmati mata air Senjoyo yang dipercaya mampu mengobati sejumlah penyakit, Minggu (11/4). Foto :  Ernawaty


SALATIGA WAWASANCO- Kades Tegalwaton Tri Wuryanto mengaku memiliki alasan sendiri mengapa pihaknya tetap membuka pemandian Umbul Senjoyo untuk momen Padusan bertarif Rp 10 ribu sekali datang bagi masyarakat umum, Senin (12/4). 

Didasarkan antisipasi agar tidak terjadi kejadian hal-hal membahayakan, merugikan pengunjung serta penumpukan hingga memunculkan klaster Covid-19 baru. 

"Dasar kami membuka untuk umum pertama dan utama adalah antisipasi jangan sampai ketika dilarang justru yang terjadi warga yang nekat 'nyolong-nyolong' datang tanpa pengawasan," tandas  Kepala Desa Tegalwaton Tri Wuryanto. 

Diakui Tri, memang secara tertulis tidak ada izin Umbul Senjoyo boleh dibuka. Namun pihaknya juga mempertanyakan, jika memang tidak boleh dibuka pihak-pihak terkait harus bisa bertanggung jawab. 

Dasar lainnya mengapa pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Tegalwaton membuka Umbul Sidomukti untuk umum, diakui Tri karena sudah menjadi agenda rutin sekaligus wisata religi jelang Ramadan warga menggelar padusan. 

Pihaknya membantah jika upaya membuka Umbul Senjoyo sebagai tempat pemandian di saat padusan jelang Ramadan untuk mengeruk keuntungan semata. Seperti diketahui, di hari-hari biasa masyarakat cukup membayar tarik parkir berkisar antara Rp 3000-5000. 

"Memang tidak ada instruksi diizinkan atau dilarang untuk buka tempat wisata pemandian karena masih pandemi Covid-19. Justru, kita bicara realistis. Saya tidak ragu-ragu melangkah. Tameng saya adalah regulasi. Tidak ada alasan apapun, tiba-tiba ditutup pasti ada reaksi dari warga lokal," tandasnya. 

Dijelaskan, sebagai upaya melancarkan tradisi satu tahun sekali ini, Pemdes Tegalwaton menerapkan strategi khusus agar momen 'Padusan' tidak terjadi kesemrawutan.

Berdasar hasil rapat antara dua desa yakni Desa Tegalwaton dan Desa Bener, disepakati jika titik parkir nantinya dipusatkan di Bumi Perkemahan Senjoyo.

"Sehingga, tidak akan ada lagi parkir semrawut di jalan-jalan masuk. Semua satu titik di Bumi Perkemahan Senjoyo diatas Umbul ini," tambah Sekdes Tegalwaton Nur Mahmudah Pujiastuti. 

Selain itu, ujarnya, pihak Pemdes telah menyiapkan delapan titik untuk lokasi penarikan tiket serta adanya penyekatan di berbagai jalan tikus. Karena pengelolaan oleh dua desa, yakni Desa Bener dan Desa Tegalwaton sehingga nanti tiket yang masuk sudah ada pembagian.

Dengan tiket masuk dipatok Rp 10 ribu, sudah termasuk karcis parkir. "Nanti uang pendapatan dibagi untuk dua desa yang telah diatur di dalam pertemuan sebelumnya," paparnya.

Sejumlah pedagang yang ditemui di lokasi Umbul Senjoyo mengaku senang wisata religi dan pusat pemandian terbesar di Kabupaten Semarang itu kembali dibuka.

"Tahun lalu ditutup karena pandemi Covid-19 kami hanya bisa pasrah. Pemasukan tidak ada, karena tidak ada pengunjung yang datang. Namun tahun ini Pemdes Tegalwaton membuka kembali sangat senang," ujar Siti Munawaroh, seorang pedagang manisan. 

Sebelumnya, tradisi padusan memasuki bulan suci Ramadhan di Mata air Senjoyo ini menjadi fenomenal. Mengingat, dua wilayah yakni Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga sekitarnya bergantung dari mata air yang disebut-sebut sebagai wisata air kramat. 



 

Penulis : ern
Editor   : edt