Bupati Purbalingga Minta Momentum Nuzulul Quran Jadi Wahana Tingkatkan Persatuan


Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) memberikan sambutan dalam peringatan Nuzulul Quran tingkat Kabupaten Purbalingga yang digelar secara virtual, Rabu (28/4/2021) malam.

PURBALINGGA, WAWASANCO- Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) menyampaikan momentum Nuzulul Quran hendaknya menjadi wahana untuk meningkatn persatuan kesatuan kerukunan antar umat Islam dan agama yang lain.  Kondisi tersebut menjadi pendukung untuk menjaga keutuhan NKRI. “Kita menolak segala bentuk radikalisme dan terorisme,” tegasnya dalam dalam Peringatan Nuzulul Quran tingkat Kabupaten Purbalingga, yang digelar secara virtual di Pendapa Dipokusumo, Pemkab Purbalingga, Rabu (28/4/2021) malam.

Bupati Tiwi juga berpesan kendati penularan Covid-19 di wilayahnya sudah melandai, dia mengharapkan protokol kesehatan ketat tetap diterapkan dalam menjalankan ibadah Ramadan. Dengan demikian tidak akan ada lagi lonjakan kasus Covid-19. “Mari kita berdoa agar pandemi segera berlalu dari Purbalingga dan Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Madani Desa Tunjungmuli Kecamatan Karangmoncol,  Dr. KH. Masrukin Abdul Madjid saat memberikan tauziah menyampaikan Mencintai agama Islam harus diimbangi dengan mencintai tanah air. Jika kita hanya mencintai agama tanpa ada rasa nasionalisme maka dikhawatirkan kita akan bernasib sama seperti negara di jazirah Arab yang terpecah belah.

“ Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara besar. Kita harus menjaga keseimbangan antara cinta agama dan cinta negara. Di Arab keseimbangan itu tidak ada. Seperti Lybia, Palestina, Arab dan negara Arab lainnya. Mereka terpecah belah. Indonesia jangan seperti itu,” ungkapnya

Menurutnya hubudin (cinta agama) perlu diimbangi dengan  hubbul wathon (cinta tana air).  Jika hanya salah satu yang dikedepankan, maka keseimbangan tidak terjadi. Jika hanya hubbul wathon yang dikedepankan maka akan menjadi negara sekuler. “ Ini seperti terjadi di beberapa negara di eropa. Ini juga tidak baik. Indonesia jangan seperti itu,” lanjutnya.

Dalam momentum Nuzulul Quran perlu dimunculkan lagi semangat untuk mengedepankan akhlak dalam memahami perbedaan pandangan ajaran Islam.  Memahami Al Quran tak boleh hanya dilakukan secara tekstual. “Mari kita kembangkan Islam menjadi agama yang penuh kasih sayang. Tidak hanya kepada umat Islam tetapi juga kepada umat agama lain,” harapnya.

Penulis : Joko Santoso
Editor   : edt