Hati Berkobar untuk Indonesia di Frankfurt


FRANKFURT - Cuaca cerah menemani lebih dari 150 orang yang memenuhi lokasi lapangan terbuka Aksi Solidaritas untuk Keadilan dan Pancasila di bawah bayang-bayang Bockenheimer Warte, Frankfurt am Main, Jerman, hari Sabtu (13/05). Aksi solidaritas yang digawangi oleh sekelompok relawan independen ini dihadiri oleh warga Indonesia dan warga Jerman yang bermukim di Frankfurt dan kota-kota sekitarnya, seperti Darmstadt, Wiesbaden, Kasel, Fulda dan Giessen, yang masih berada dalam negara bagian yang sama, juga yang datang dari kota-kota di negara-negara bagian lain seperti Heidelberg, Karlsruhe, Gelsenkirchen, bahkan Hamburg yang terletak di ujung utara Republik Federal Jerman.

‘’Saya telah menjanjikan pada keluarga saya di Jakarta, supaya mengambil bagian dalam momen yang penting ini, di mana Republik kita dalam bahaya,“ kata Situmorang, seorang bapak yang datang dari Gelsenkirchen, sebuah kota berjarak sekitar 300 kilometer dari Frankfurt.

‘’Kebhinekaan dan kesatuan yang kita idam-idamkan, sekarang begitu dalam bahaya. Oleh karena itu, keluarga saya juga minta kepada saya, supaya saya juga hadir di tempat di mana saya juga bisa menyatukan harapan tersebut.“

Acara yang digelar dari pukul 18.00 sampai 19.30 waktu setempat, dibuka oleh Etty Prihantini Theresia, yang dalam pernyataannya mengajak para peserta aksi solidaritas untuk, ‘’mengungkapkan rasa cinta serta harapan kita akan Indonesia, sembari menunjukkan pada siapapun yang sedang berjuang di sana; para pejuang keadilan, pejuang kebhinekaan, para anggota pemerintahan kita, para guru serta pemuka agama yang kita percayai mendidik generasi masa depan Indonesia, juga bagi semua orang yang terjebak dan menjadi korban dalam sistem yang tidak jujur dan tidak adil, di mana Ahok adalah salah satu contohnya, bahwa mereka tidak sendirian, bahwa kita semua mendukung serta mendoakan kinerja positif mereka untuk Indonesia.“

Banyak peserta aksi merasa terharu ketika mengikuti acara yang diisi dengan doa-doa yang dipimpin oleh perwakilan semua agama yang ada di Indonesia, bersama-sama mengucapkan lima sila Pancasila serta menyanyikan lagu-lagu nasional Indonesia. Elvin Sagala, yang datang dari kota Jena di negara bagian Thuringia bersama dua orang temannya, menyatakan, “Buat saya pribadi ini sangat menyentuh, terutama saat menyanyikan lagu-lagu nasional itu. Dan di situ saya mengingat kembali, bahwa kita beranekaragam, kita itu nggak bisa pecah, bahwa kita itu harus bersatu.“

Bukan hanya orang-orang Indonesia yang menyempatkan diri hadir di acara ini, Vanessa von Gliszczynski, seorang warga negara Jerman yang pernah tinggal dan belajar di Indonesia, menyempatkan diri hadir bersama keluarganya dan berkomentar bahwa, ‘’Aksinya sangat bagus karena nyambung sama aksi di seluruh Indonesia dan di seluruh dunia. Dan mengingatkan tentang kejadian yang sedang di Indonesia, khususnya terhadap pak Ahok dan terhadap keadilan di Indonesia.”

Pada saat hampir bersamaan, banyak juga acara solidaritas serupa yang digelar di berbagai kota di Jerman dan Eropa, serta di benua-benua lain di dunia.
Acara ini dipuncaki dengan penyalaan lilin dalam formasi hati dibarengi dengan lilin-lilin yang dipegang oleh setiap peserta aksi solidaritas, yang melambangkan keprihatinan, kecintaan, sekaligus harapan yang tidak akan pernah padam akan Indonesia yang lebih baik.

Penulis :
Editor   :