DEMAK , WAWASANCO- Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Kiranya ungkapan itu pas menggambarkan kondisi Kiki Triyatno (11), bocah warga Dukuh Krajan RT 03 RW 01 Desa Kalikondang Kecamatan Demak, yang lututnya membesar beberapa hari setelah jatuh tersandung.
Sedikit pun tak pernah terlintas di benak Kiki bakal mengalami musibah, hingga membuatnya tak bisa ke sekolah. Sebab sejak terjatuh dan menyebabkan lutut kirinya membesar, siswa kelas V MI Tanwirudh Dholam Kalikondang Demak hanya bisa tergolek di rumah.
Sebagaimana diungkapkan pasangan Asyhari (44) dan Karyati (40), kisah pilu itu bermula saat sulung mereka jatuh tersandung sekitar awal Agustus. Semula Kiki masih bisa berjalan meski dengklangan karena keseleyo (terkilir) setelah terjatuh.
Berharap supaya jalan anaknya kembali normal, Asyhari yang setiap harinya bekerja sebagai abang becak itu membawanya ke tukang pijat. Namun bukannya sembuh, lutut penyuka sosis itu malah kian hari kian membesar.
"Tak jarang Kiki menangis saat mengeluh lututnya senut-senut dan terasa panas. Namun setelah dielus dan sedikit dipijat di sekitar yang bengkak, sakitnya mereda," ujar Asyhari.
Khawatir ada yang tidak beres dengan lutut Kiki, Asyhari pun membawa anaknya ke dokter dengan Kartu Indonesia Sehat yang dimilikinya. Betapa kagetnya dia saat dokter mendiagnosa dugaan tumor pada lutut Kiki. Terlebih saat dokter merujuknya ke RSUD Sunan Kalijaga, dan dokter di faskes kedua itu kembali merujuk Kiki ke RSUP dr Kariadi Semarang.
Meski biaya berobat ditanggung pemerintah karena fasilitas BPJS kesehatan, namun mereka juga butuh biaya untuk bolak-balik kontrol ke rumah sakit. Belum lagi untuk biaya makan ibu dan adik Kiki di rumah.
"Saya bingung. Satu sisi ingin anak sembuh dari sakit. Di sisi lain kami tidak ada biaya untuk riwa-riwi berobat. Sebelum covid-19 saja pendapatan narik becak ibaratnya Senin-Kamis. Apalagi sejak ada corona, buat makan saja beras dapat hutang dari warung," ungkap Asyhari.
Rawat Jalan
Menurut Asyhari, Kiki terpaksa menjalani rawat jalan karena sebagaimana disampaikan pihak rumah sakit, dari segi usia dan kondisi tubuhnya tidak memungkinkan menjalani kemoterapi. Di sisi lain, Kiki selalu ketakutan dan menangis selama menjalani opname.
Rawat inap sempat dijalani beberapa hari di RSUP dr Kariadi. Saat menjalani rangkaian pemeriksaan, untuk mengetahui ganas tidaknya tumor pada lutut kiri Kiki.
Untuk membantu biaya pengobatan Kiki, Komunitas Omah Harapan Demak (KOHD), sebuah komunitas berbagi di Kota Wali yang mempunyai misi visi membantu kaum dhuafa, membuka donasi bagi para dermawan. Bisa ditransfer ke nomor rekening 135-00-88-999-212 di Bank Mandiri atas nama Komunitas Omah Harapan Demak, dan mengkonfirmasi donasi ke nomor WA 085291928018.
Atau masyarakat bisa menyampaikannya langsung kepada Asyhari di kediamannya di Dukuh Krajan RT 03 RW 01 Desa Kalikondang Kecamatan Demak. Kabar baiknya, Kiki memiliki bapak ibu guru serta teman-teman yang peduli, yang senantiasa mendukung dan mendoakan kesembuhannya selama dia tak mampu berjalan ke sekolah.
Penulis : ssj
Editor : edt