Pandemi Lumpuhkan Pelaku Ekonomi Kreatif


Puji Lestari saat berbicara di depan puluhan pelaku ekonomi kreatif di Galeri Rik-Rok Wanurejo, Borobudur. (Tri Budi Hartoyo)

BOROBUDUR, WAWASANCO- Pandemi yang terjadi hampir dua tahun terakhir berdampak begitu luar biasa di sektor perekonomian. Termasuk bagi pelaku usaha ekonomi kreatif (ekraf) di Kabupaten Magelang.


Berdasarkan temuan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pekerja di sektor ekraf sepanjang 2020 menurun cukup signifikan. Penurunan terbesar (49,32%) dialami pekerja hiburan musik, film dan seni pertunjukan.


"Penurunan juga dialami pekerja subsektor penyiaran dan pemrograman TV dan radio yang mencapai 37,81persen," kata Kepala Disparpora Kabupaten Magelang, Slamet Ahmad Husen, pembinaan SDM dan penguatan kelembagaan pelaku ekraf di Galeri Rik-Rok Wanurejo, Borobudur, Rabu (06/10/2021).


Menariknya, menurut Husen, terdapat lima subsektor yang jumlah pekerjanya justru bertambah. Yaitu, bidang telekomunikasi, aktifitas pemrograman, jasa informasi,  arsitektur dan perpustakaan. Antara lain, memuat pekerjaan bidang aplikasi, game developer dan arsitektor.


"Pada tahapan kritikal justru ada di tahap pemulihan. Kita harus bergerak cepat merestrategi dan membangun fondasi kebangkitan sektor ekraf," kata Husen, di depan puluhan peserta yang bergerak di bidang usaha kuliner, fesyen, arsitektur, kerajinan dan seni pertunjukan.


Dia berharap, pelaku usaha pariwisata dan ekraf bisa menyesuaikan dengan kondisi pandemi covid agar lebih kreatif dalam beradaptasi. "Pandemi jangan membatasi kita untuk berkreasi dan tetap semangat dan sehat," ajaknya.

Puji Lestari, dari Bappeda dan Litbangda Kabupaten Magelang, mengatakan, untuk memulihkan ekonomi di masa pandemi membutuhkan daya kreatif. Harapannya, buah karya yang diproduksi mempunyai daya tarik yang kuat.


Misal, dalam pembuatan batik. Ke depan, bisa mengadopsi relief Candi Borobudur yang selama ini menjadi magnet wisata berskala internasional.


"Jangan bersaing dengan sesama pelaku ekraf. Tapi harus saling mendukung atau membantu memasarkan hasil karya dari masing-masing pelaku ekraf," sarannya.


Hal itu digarisbawahi Grengseng Pamuji, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Magelang. Para pelaku ekraf harus saling berkolaborasi dan bersinergi. "Bukan saling menjatuhkan," pesannya.


Sektor wisata, 2-3 tahun ke depan menjadi keniscayaan. Percepatan pembangunan kawasan Borobudur harus membawa dampak peningkatan ekonomi masyarakat.


Dia juga menekankan pentingnya kesiapan menghadapi destinasi taman wisata Candi Borobudur sebagai kawasan prioritas. "Bagaimana posisi Candi Borobudur dapat berimplikasi bagi masyarakat Kabupaten Magelang," katanya. (

Penulis : tbh
Editor   : edt