
MEMAPARKAN : Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI)/ Indonesia Stock Exchange (IDX) Jateng 1, Fanny Rifqi El Fuad, disela kegiatan Workshop Wartawan Digital KP BEI Jateng 1 secara daring di Semarang, Kamis (7/10/2021).
SEMARANG, WAWASANCO – Dalam lima tahun terakhir, literasi masyarakat akan pasar modal terus meningkat. Hal ini terlihat dari peningkatan kepemilikan saham dan trading value, dari dalam negeri yang juga terus bertambah.
Tercatat pada 2015 lalu, kepemilikan saham masih didominasi modal asing yang mencapai 63,79 persen, semetara dalam negeri hanya 36,21 persen. Angka tersebut berubah pada 2020, menjadi 49, 21 persen asing dan 50,79 persen local.
Demikian juga dengan trading value, yang meningkat menjadi 68,54 persen dari dalam negeri pada 2020, dibanding pada 2015 di angka 56,79 persen.
“Hal tersebut juga terjadi di Jateng, salah satunya bisa dilihat dari peningkatan jumlah investor. Selama 5 tahun terakhir, dari 2016-2020, jumlahnya tumbuh mencapai 299 persen. Bahkan pada semester I 2021, jumlahnya tumbuh 55,70 persen,” papar Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI)/ Indonesia Stock Exchange (IDX) Jateng 1, Fanny Rifqi El Fuad, disela kegiatan Workshop Wartawan Digital KP BEI Jateng 1 secara daring di Semarang, Kamis (7/10/2021).
Tercatat pada 2016 baru ada 47.594 investor, namun pada 2020 sudah mencapai 176.694 investor. Bahkan pada semester 1 2021, angka tersebut bertambah menjadi 275.117 investor.
“Pertumbuhan tertinggi di Kota Semarang, meski demikian hal senada juga terjadi di wilayah lainnya di sekitarnya, seperti di wilayah Salatiga, Kendal, Demak dan Grobogan. Demikian juga di wilayah karisidenan Pekalongan dan karisidenan Pati,” tambahnya.
Di lain sisi, pandemi covid-19 yang saat ini masih terjadi, sudah jauh berkurang pengaruhnya terhadap nilai transaksi. Jika pada tahun 2019 lalu, nilai transaksi di Jateng hanya di angka Rp 5,476 triliun, angka tersebut sudah naik menjadi Rp 20,951 triliun pada 2020.
“Saat ini, per semester I per Juni 2021, nilai transaksi sudah mencapai 13,027 triliun, dengan rata-rata Kota Semarang menyumbang sekitar 30 persen dari total transaksi di Jateng,” tandasnya.
Fanny menuturkan, saat ini pihaknya juga terus meningkatkan literasi pasar modal, untuk menumbuhkan investor baru dari masyarakat, termasuk dari kalangan anak muda.
“Berdasarkan usia, jumlah investor di Jateng didominasi oleh anak muda. Perubahan ini bisa dilihat dari data per Juli 2021, ada sebanyak 116.641 investor dengan usia 18-25 tahun, kemudian disusul usia 26-30 tahun 61.997 orang, 31-40 tahun 54.656 orang dan diatas 41 tahun sebanyak 39.879 orang,” ungkapnya.
Peningkatan investor dari kalangan generasi muda tersebut, tidak lepas dari berbagai kegiatan dan kerjasama dalam meningkatkan literasi pasar modal. Salah satunya, dengan menggandeng perguruan tinggi.
“Kita menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi, untuk membuat program galeri investasi BEI. Dalam kegiatan tersebut, kita juga mengajak perusahaan sekuritas di wilayah KP BEI Jateng 1, sehingga edukasi terkait literasi pasar modal ini bisa disebarluaskan,” pungkasnya.
Penulis : arr
Editor : edt