SDA Berlimpah, Masyarakat Dilatih Wirausaha


Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kabupaten Demak H Bambang Saptoro saat praktek menggoreng gedebog alias pelepah pisang krispi pada pelatihan wirausaha kelompok rentan covid-19.

DEMAK -, WAWASANCO- Seiring meredanya kasus covid-19 di Kabupaten Demak, aktivitas sosial dan perekonomian rakyat turut menggeliat. Dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi, pemerintah daerah melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian menyelenggarakan pelatihan wirausaha dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang berlimpah.

Kepala Dinas Tanaga Kerja dan Perindustrian (Dinakerin) Kabupaten Demak H Bambang Saptoro menjelaskan, pelatihan wirausaha kelompok yang didanai APBD itu diperuntukkan masyarakat rentan pandemi covid-19. Dengan harapan bisa menjadi pendapatan keluarga, bahkan berpotensi menjadi  lapangan pekerjaan ketika mampu berkembang menjadi industri kecil dan menengah (IKM).

"Pelatihan wirausaha yang telah dilaksanakan di Desa Menur Kecamatan Mranggen, Kedunguter Karangtengah dan Bandungrejo Karanganyar ini berupa pengolahan makanan ringan, dengan memanfaatkan SDA berlimpah di sekitar seperti pohon pisang," ujarnya, Kamis (7/10).

Disebutkan, selama ini pisang hanya dimanfaatkan buah dan daunnya. Mengadopsi hasil studi banding di Yogyakarta, terwujudlah pelatihan wirausaha pengolahan gedebog atau pelepah pisang menjadi makanan ringan. 

"Debog pisang yang selama ini dianggap limbah, ternyata enak juga setelah diolah menjadi makanan ringan. Bahkan dengan kemasan yang menarik ditambah ketersedian beberapa varian rasa, keripik debog memiliki nilai jual cukup bersaing dengan ceriping pisang dan snack lainnya," imbuh Bambang Saptoro.

Setelah di mengikuti pelatihan, kelompok wirausaha Desa Menur mampu menjual keripik debog pisang antara Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per kemasan 100 gram. Bahkan sudah mendapatkan order dari sejumlah toko makanan dan oleh-oleh.

Setelah mampu mandiri, diharapkan kelompok-kelompok wirausaha binaan Dinakerin  tersebut menjadi embrio IKM. Tentunya dengan melengkapi produk-produk mereka dengan PIRT, di samping lolos uji ketahanan pangan. 

Penulis : ssj
Editor   : edt