Pertengkaran tidak akan mungkin selamanya dihindari. Jadi, bertengkarlah dengan segala rasa cinta, sampai pertengkaran itu lelah, dan hanya cinta yang tersisa.
JANGAN takut bertengkar. Ini menyehatkan, karena tak mungkin menghindari kesalahpahaman atau perbedaan dari dua orang yang berbeda. Menurut Dr. Les Parrot dalam buku tentang perkawinan, yang berjudul Saving Your Marriage Before It Starts, adalah suatu hal mustahil bagi pasangan manapun untuk menghindari diri dari pertengkaran. Kepala kita menyimpan banyak hal, dan bukan suatu kewajiban untuk selalu menyamakan apa pun dengan pasangan kita. Maka, menahan diri dengan maksud untuk menghindari dari masalah, justru sebuah permulaan buruk.
Banyak ahli mengatakan, hubungan yang tak pernah ditandai dengan pertengkaran justru menunjukkan ketaksehatan hubungan itu. Dengan bertengkar, orang jadi jujur, dan mengemukakan semua keluhannya. Dan, melalui bertengkar pula kita lebih tahu bagaimana perasaan dan keinginan pasangan, dan cara memperbaiki diri. Bertengkar bisa mendekatan hubungan, dan menjadikan hubungan makin harmonis.
Jadi, "Bertengkarlah, jika masalah itu memang ada. Tapi ingat, Anda harus tahu tujuan dari pertengkaran itu, dan bagaimana mengorganisasinya dengan baik," anjur Parrot.
Inilah tips untuk mengelola pertengkaran agar tak berujung pada percekcokan, yang mengarah pada perceraian.
Perjelas Pesan
Ungkapkanlah perasaan Anda secara terbuka. Bila Anda sedih, kecewa, marah, putus asa, dan merasa diabaikan, ungkapkan perasaan tersebut dengan gamblang. Jangan dipendam. Pemendaman ini bisa mendatangkan banyak penyakit pada diri Anda. Sampaikan dengan jelas apa yang Anda rasakan. David Strovny, pakar pendidikan seks mangatakan, seperti hukum komunikasi lain, pertengkaran juga membutuhkan kejelasan pesan, cara penyampaian yang benar, serta kemampuan penerima pesan untuk memahami isi pesan yang disampaikan.
Katakan lah, tanpa perlu berteriak-teriak, apalagi kalau ada anak-anak. Bertengkar dengan kalimat berintonasi tinggi dan keras akan mendorong pasangan untuk berbuat serupa. Tenang saja, bertengkar bukan ajang adu kekuatan. Jaga suara sepelan mungkin, dan jangan bicara terlalu cepat. Kata yang diucapkan secara hampir bersamaan dalam waktu singkat tak mungkin bisa dicerna dengan baik oleh pasangan.
Jangan Menjatuhkan
Kritik lah pasangan dengan memilih kata-kata yang tepat. Bukan mencemooh, mencela, menuduh, atau menjatuhkan. Ketimbang menggunakan kalimat "Kamu egois," kondisi bisa terselamatkan dengan kalimat, "Aku tahu kamu mengharapkan begini ... begini ... tapi, terbayang nggak kalau masalahnya begini ... begini ...."
Kritikan juga sebaiknya diarahkan pada perilakunya, bukan karakternya. Misalnya, pasangan Anda membeli handphone lagi, Anda sebaiknya tak mengatakan "Kamu boros sekali, kan masih ada handphone yang lama", tapi lebih baik "Sayang, model handphonenya trendy ya, bagaimana kalau handphone yang lama dijual saja?"
Hindari Kekerasan
Menangis histeris, emosi yang meledak-ledak, ataupun membanting sesuatu bukanlah cara penyelesaian masalah yang baik. Bahkan itu akan memperburuk keadaan. Janganlah terbawa emosi, usahakan tetap tenang meski saat itu perasaan Anda hampir meledak. Berusahalah mengendalikan emosi Anda. Jika tak mampu, ada baiknya tuliskanlah unek-unek Anda di sebuah kertas, dan berikan padanya. Setelah menuliskannya mungkin Anda akan lebih lega, dan lalu bisa mendiskusikan penyelesaian terbaik pada waktu yang tepat.
Jauhi Anak
Jangan bertengkar di depan anak-anak, karena bisa mempengaruhi perkembangan psikologis mereka. Kemungkinan mereka akan bersikap murung, tak menghargai salah satu orangtuanya karena sikap orang tuanya juga begitu.
Coba Dengarkan
Jangan bersikap seolah paling benar dalam pertengkaran, meski memang Anda lah yang benar. Mempertahankan diri dengan alasan-alasan merupakan sifat natural manusia bila diserang. Tapi sikap tersebut akan memperburuk keadaan. Dengarkan penjelasannya terlebih dulu. Mendengarkan dengan penuh perhatian pada apa yang diucapkan pasangan akan membuat pasangan Anda merasa dihargai dan dipercaya.
Biarkan pasangan Anda menjelaskan unek-uneknya terlebih dulu, kemudian barulah Anda memberikan penjelasan yang rasional atas unek-unek tersebut. Ketahuilah seseorang yang salah tak sepenuhnya seratus persen salah, begitu pula sebaliknya. Jadi, jangan hanya membicarakan kesalahan pasangan Anda saja, tapi apa yang Anda inginkan untuk ia perbaiki.
Tetap Fokus
Jangan melantur, membicarakan masalah yang tak relevan atau sudah terlalu lama berlalu. Anda akan menghadapi dua hal tak menyenangkan sekaligus, persoalan lama muncul lagi, sementara persoalan baru belum selesai. Berdebat lah tentang isu nyata, dan fokus. Sebaiknya hal-hal yang menjadi pokok kekecewaan lah yang didiskusikan dan bukan hal lainnya. Jangan memarahi pasangan karena membuang sampah sembarangan, padahal sebenarnya karena masalah ketakpuasan seks, misalnya. Tanpa Anda mengungkapkan kekecewaan, tentu saja pasangan tak akan mengerti apa yang membuat Anda marah atau kecewa.
Istirahat Dulu
Berhenti dulu bila percakapan menjadi tak produktif lagi. Berhenti bukan berarti menghindari konflik selama ada persetujuan untuk melanjutkan pembicaraan lagi. Selama istirahat Anda dapat mandi, menenangkan pikiran, atau mendengarkan musik. Ini perlu agar Anda tak stres dan bisa kembali dengan pikiran yang lebih jernih untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dan bila terlalu malam, Anda dapat merundingkannya dengan pasangan untuk melanjutkannya besok. Dengan adanya waktu time out Anda berdua dapat saling memikirkan lagi dan menenangkan pikiran untuk mencari jalan keluar terbaik buat Anda berdua.
Selesai, Tertawalah
Jangan ragu untuk minta maaf jika memang Anda berada di pihak yang bersalah. Meski masih menyimpan kesal, santai saja, bertengkar bukan perlombaan mencari salah dan benar. Tetaplah bercanda dengan pasangan bila persoalan telah selesai. Pasangan yang berhasil melewati pertengkaran akan saling jujur, toleran, bersedia untuk berkompromi mengenai suatu hal, dan canda tawa senantiasa ada diantara mereka. Segera setelah pertengkaran, Anda harus membuka pintu supaya Anda dapat berjalan melaluinya untuk mengetahui apa yang dirasakan dan dibutuhkan pasangan. Setiap pertengkaran pasti ada mutiara yang dapat diambil.
Penulis :
Editor : awl