Direktur RSUD Bantah Kekosongan Obat


Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga dan insert direktur RSUD dr Agus Sunaryo (Foto: erna)

SALATIGA - Terkait keluhan anggota Dewan Pengawas  (DP) RSUD Salatiga Sri Mulyono SH MH perihal kekosongan obat, direspon bijak Direktur RSUD Salatiga dr Agus Sunaryo. Dokter Agus Sunaryo menjelaskan, obat oleh publik dianggap kosong tidak sepenuhnya benar.
"Karena obat-obat yang diresepkan oleh dokter untuk pasien JKN mengacu pada formularium nasional," kata dr Agus Sunaryo, akhir pekan lalu. 

Ia mengungkapkan, dampak penurunan harga obat saat ini diduga menjadi pemicu industri farmasi lesu. Sehingga obat banyak kosong karena banyak yang tidak bisa produksi," paparnya. 

Di Agus Sunaryo menjelaskan, Formularium berisi daftar obat dan restriksi. "Kenapa tidak dipenuhi oleh RS, ada beberapa faktor diantaranya pertama contoh atorva hanya diberikan bila kadar lab kolesterol ldl tinggi namun bila tidak bisa menunjukan hasil lab/hasil lab normal obat tidak tdk ditanggung pembayarannya oleh BPJS," ungkapnya. 

Padahal, lanjut dr Agus, kasus jantung tetap harus diberikan. Di RSUD Salatiga sendiri, diakuinya, diberikan maksimal 10 hari.  Faktor kedua, pasien JKN terkadang memerlukan obat yang tidak terdapat dalam Formularium.  Dan di RSUD Salatiga diberikan dgn kebijakan direktur maksimal 10 hari.

Adanya kebijakan tersebut, diharapkan sedikit banyak membantu pasien namun juga tdk terlalu menghabiskan paket yang dibayarkan oleh BPJS "Justru dengan kebijakan direktur sangat membantu masyarakat," tandasnya.  

.

Penulis : ern
Editor   :