
MEMAPARKAN : Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat memaparkan pemikirannya dalam gelaran Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Leaders Forum hari ke-2 yang berlangsung di Balairung Universitas, Rabu (12/5). Foto : Ernawaty
SALATIGA, WAWASANCO. Target 10 tahun terakhir sebelum 2045, Indonesia menjadi negara pengelola perikanan berkelanjutan yang diakui dunia.
Optimisme ini dilontarkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono hadir dalam gelaran Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Leaders Forum hari ke-2 yang berlangsung di Balairung Universitas, kemarin.
Sakti Wahyu Trenggono memaparkan materi bertajuk “Pemanfaatan Potensi Kelautan Era 100 Tahun Indonesia”.
Dikatakannya dihadapan ratusan mahasiswa, dosen dan juga perwakilan perusahaan, transformasi perikanan Indonesia akan lepas landas pada tahun 2022 ini.
"Dan program yang ditetapkan untuk mendukungnya adalah penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan perikanan budidaya berorientasi ekspor dan pengembangan kampung perikanan budidaya sesuai dengan kearifan lokal," kata Sakti Wahyu Trenggono.
Ia menyebut, ekspor perikanan Indoy sekitar 5,2 milyar dolar didominasi udang, tuna, cakalang dan lobster.
Saat ini, pengembangan perikanan budidaya dilakukan untuk komoditas berorientasi ekspor yaitu udang, lobster, kepiting dan rumput laut. Udang hasil budidaya ditargetkan akan menjadi komoditas utama ekspor hasil perikanan.
Ini akan dilakukan dengan merevitalisasi tambak udang untuk meningkatkan produktivitasnya, dan percontohan tambak udang modern yang dikelola secara berkelanjutan.
Sebagai salah satu anggota 'High Level Panel of Sustainable Ocean Economy', Indonesia dikatakan Wahyu Trenggono memiliki komitmen untuk memulihkan kesehatan laut dan mempercepat ekonomi laut yang berkelanjutan melalui strategi ekonomi biru.
Hal ini dilakukan dengan mengembangkan tiga pilar ekonomi biru yaitu ekologi, ekonomi dan sosial.
"Dengan skenario ekonomi biru antara lain ekosistem laut sehat dan berkelanjutan, penangkapan ikan sesuai potensi lestarinya dan budidaya ikan ramah lingkungan dan efisien, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan bahwa sumber daya ikan di Indonesia akan lebih berkelanjutan" tandasnya.
Wahyu Trenggono mengajak berbagai lembaga, khususnya perguruan tinggi untuk terus bekerjasama guna mencapai perikanan berkelanjutan melalui pendekatan ekonomi biru untuk generasi masa depan.
Mengingat, salah satu tantangan yang kita hadapi adalah bagaimana kita bisa mandiri di sektor protein, khususnya untuk kepentingan konsumsi baru nanti bisa dilanjutkan dengan protein untuk kepentingan kesehatan.
"Saya mendorong UKSW mempunyai riset unggulan 10 sampai 15 tahun ke depan agar bisa bersama-sama mewujudkan visi," tegasnya.
Humas UKSW Anggraeni Upik menambahkan, selain Menteri Kelautan dan Perikanan, hadir sebagai pembicara di ULF kemarin adalah Dr. (H.C) Sudhamek AWS, Chairman Garuda Food dan Anggota Dewan Pengarah badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Dr. Ngadiman, S.H., S.E., M.Sc., Ketua Umum Asosiasi Pariwisata Nasional dan Simon, S.Psi.,M.Sc., Ph.D. Founder & Director Genetics Indonesia.
Penulis : ern
Editor : edt