Geger, Penemuan Puluhan Bangkai Domba di Aliran Sungai Serang Kabupaten Semarang


MENGEVAKUASI : Petugas berpakaian APD lengkap dibantu sejumlah anggota Kepolisian mengevakuasi serta menguburkan satu persatu bangkai domba diduga terpapar virus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) di aliran Sungai Serang, Susukan, Kabupaten Semarang, Senin (21/6). Foto : Ernawaty

UNGARAN, WAWASAN.CO - Warga Desa Susukan, Kabupaten Semarang, digegerkan penemuan puluhan bangkai hewan ternak domba di aliran sungai Serang, Selasa (21/6). 

Warga yang bingung kemunculan bangkai domba itu, langsung menginformasikan kepada perangkat desa, aparat TNI Polri serta Dinas Peternakan Kabupaten Semarang. 

Hingga petang hari, sejumlah petugas berpakaian APD lengkap dibantu sejumlah anggota Kepolisian menguburkan satu persatu bangkai hewan ternak yang diduga terpapar virus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) itu. 

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Semarang Wigati Sunu mengatakan, puluhan bangkai domba itu dugaannya terindikasi terjangkit virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). 

"Saat ini, kita masih mengevakuasi domba-domba yang mati. Dari kondisi fisik kuat dugaan memang terindikasi terpapar PMK," kata Sunu kepada wartawan, Selasa (21/6). 

Tim dokter hewan yang langsung melakukan pemeriksaan awal, menemukan fakta jika bangkai domba yang di buang mirip hewan ternak ketika terpapar PMK. 
"Salah satunya, kukuk terkelupas," ujarnya. 

Ciri lainnya, mulut bangkai domba yang tercecer di aliran Sungai Serang Desa Susukan, Kabupaten Semarang itu juga dalam kondisi membusuk. 

Sunu mengakui, pihaknya dan tim dokter hewan tidak sampai melakukan otopsi di tempat. Namun, kondisi bangkai yang telah membusuk diperikirakan kematian hewan ternak itu terjadi sudah cukup lama dan baru di buang ke Sungai. 

"Kematiannya diperkirakan 1 atau 2 hari sebelum ditemukan. Sepertinya, domba-domba ini mati lebih dahulu saat di penampungan kemudian dikumpulkan semakin banyak baru di buang ke sungai," bebernya. 

Ia pun menyayangkan, ada pihak-pihak yang membuang hewan domba terindikasi terpapar PMK ke aliran sungai. Pasalnya, virus PMK akan bertahan di air selama 40 hari. 

Karena tidak didukung alat untuk mengevakuasi puluhan bangkai domba di aliran sungai, diakui Sunu pihaknya menyangkut secara manual. 

"Sampai saat ini, belum semuanya bisa dievakuasi karena ada yang tersangkut di aliran Sungai sepanjang kutang lebih dia kilometer," tandasnya.

Sunu juga telah berkoordinasi dengan pihak Desa Susukan, jika informasi awal bangkai domba itu bukan dari peternak wilayah Desa Susukan, Kabupaten Semarang. 

Sebagai upaya mencegah lebih luas polusi udara dan air yang ditimbulkan dari bangkai domba, Dinas Peternakan Kabupaten Semarang menyiapkan belasan lubang guna melakukan penguburan massal terhadap 50-an bangkai domba yang ditemukan di aliran Sungai Serang. 

"Setidaknya, kami akan menguburkan satu lubang untuk dua hingga tiga ekor domba. Yang diperkirakan butuh belasan lubang," ungkap 

Dengan memanfaatkan lahan kosong di pinggiran aliran sungai Serang, petugas menggali secara manual. Sebelumnya, untuk mengurangi bau busuk yang menyengat petugas juga menyiramkan cairan disinfektan. 

Tak berhenti sampai disitu. Lantaran bangkai domba yang ditemukan sudah dalam keadaan membusuk, sebelum ditimbun dengan tanah jiga ditaburkan kapur barus. 

"Langka-langkah tersebut untuk mengurangi bau menyengat," imbuhnya.

Dari oantauan, tim masih mengevakuasi secara manual dengan cara di angkut satu persatu. Sedangkan tim yang melakukan pemeriksaan awal menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. 

Kepala Desa Susukan Joni Anwar mengatakan asal bangkai domba uang di temukan di aliran Sungai Serang sepertinya dari peternakan atau pedagang yang berada diatas (aliran sungai). 

Sebagai informasi, aliran sungai Serang bukunya dari Kabupaten Boyolali. Sedangkan hilirnya, ke Grobogan, Kabupaten Purwodadi.  

Penulis : ern
Editor   : edt