SEMARANG, WAWASANCO - Pesatnya pertumbuhan penduduk yang umum terjadi di kota-kota besar Indonesia, memiliki konsekuensi terhadap peningkatan kebutuhan pangan.
Tantangan menjadi lebih berat dengan semakin terkonversinya lahan pertanian, semakin terbatasnya suplai pangan dari daerah lain, dan harga bahan pangan yang semakin mahal, akibat berkurangnya lahan pertanian, anomali iklim yang berdampak pada kegagalan panen dan menurunnya hasil pertanian.
Kondisi ini akan memicu terjadinya kerawanan pangan (food insecurity).
Salah satu wilayah di Kota Semarang yang rentan mengalami kerawanan pangan adalah Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara.
Kerentanan tersebut disebabkan karena tingginya tingkat kemiskinan di wilayah ini. Kemiskinan sangat berpengaruh pada ketahanan pangan karena masyarakat miskin tidak mampu menyediakan pangan dalam jumlah yang cukup, baik dengan cara memproduksi sendiri maupun dengan cara membeli.
Kemiskinan dan ketahanan pangan yang rendah, juga disinyalir menjadi penyebab utama tingginya kasus stunting di Tanjungmas.
Kondisi ini mendorong masyarakat harus mulai mencoba untuk memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri.
Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut, tim pengabdi dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang diketuai oleh Dr. Andin Irsadi, M.Si, melaksanakan kegiatan pengabdian kemitraan bersama dengan PT PLN Indonesia Power Semarang PGU.
" Tujuan pengabdian ini adalah bentuk kolaborasi antara perguruan tinggi dan dunia usaha, dalam mewujudkan Kelurahan Mandiri Pangan di Tanjung Mas, Kota Semarang," terangnya.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan adalah melalui penyadartahuan dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pertanian perkotaan, serta peningkatan kapasitas SDM masyarakat tentang teknik budidaya dengan sistem pertanian perkotaan.
Selain itu juga dilakukan kegiatan adopsi teknologi dan model system pertanian perkotaan, serta dukungan sarana prasarana dan teknologi pertanian perkotaan.
Ia menjelaskan bahwa dalam program ini akan mengembangkan demplot pertanian perkotaan yang selama ini sudah ada, kemudian ditingkatkan kapasitasnya agar mampu menjadi lumbung pangan untuk masyarakat sekitar,
"Harapanya melalui ekstensifikasi ini bisa mendekatkan dan memenuhi kebutuhan bahan pangan bergizi ke masyarakat sekitar Tanjung Mas," jelasnya.
Sementara, PLT Asisten Manager Humas dan Keamanan PT PLN Indonesia Power Semarang PGU, Retno Wulandari, menjelaskan bahwa program pertanian perkotaan di Tanjungmas ini sudah mulai dirintis sejak tahun 2021.
"Dirintis oleh PT PLN Indonesia Power PGU Semarang bekerjasama dengan LPPM Universitas Negeri Semarang (Unnes), yang telah berhasil membuat rintisan demplot (demonstration plot) pertanian sebagai sarana belajar dan percontohan bagi masyarakat," tambahnya.
Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pertanian perkotaan diwadahi dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Tunas Bahagia, dengan jumlah anggota sebanyak 24 petani.
Retno menyampaikan bahwa kegiatan ini, merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk selalu responsif dan bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Tunas Bahagia Retno Wahyuni menyampaikan terimakasih atas perhatian dari Unnes dan PT PLN Indonesia Power Semarang PGU, terhadap kegiatan pertanian perkotaan di wilayahnya.
“Semoga kegiatan ini bisa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam kegiatan pertanian perkotaan yang berkelanjutan," pungkasnya.
Penulis : rls
Editor : edt