
Tim pengabdi dari LPPM Unnes melakukan kegiatan penyadartahuan dan kelembagaan Kelompok Tani Kopi Berkah Wana Lestari melalui pengenalan indikasi geografis (IG) kopi Gunung Ungaran.
KENDAL WAWASANCO - Sebagian besar komoditas kopi di Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kendal dibudidayakan di area hutan produksi dan hutan produksi, terbatas kawasan Gunung Ungaran dengan ketinggian 400-1300 Mdpl.
Sisanya, tanaman kopi dibudidayakan di lahan-lahan milik masyarakat yang berada di sekitar pemukiman Desa Ngesrepbalong.
Kegiatan budidaya kopi di Desa Ngesrepbalong didukung oleh kondisi agroklimat yang cocok untuk budidaya tanaman kopi jenis robusta, arabika dan tonto, yang dibudidayakan secara organik.
Meningkatnya permintaan kopi di tingkat nasional, seharusnya bisa menjadi momentum untuk memperkenalkan ciri khas kopi dari lereng Gunung Ungaran.
Namun demikian tantangan yang dihadapi adalah sebagian besar petani, belum menyadari potensi dan keunikan kopi yang dibudidayakan.
Berdasarkan potensi dan permasalahan tersebut di atas tim pengabdi dari LPPM Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang diketuai Fulia Aji Gustaman, tertarik untuk meningkatkan penyadartahuan dan kelembagaan Kelompok Tani Kopi Berkah Wana Lestari tentang pengenalan ciri khas tersebut, melalui pengenalan indikasi geografis (IG) kopi Gunung Ungaran.
“Harapanya para petani memiliki kesadaran dan pengetahuan tersebut sehingga komoditas kopi ungaran memiliki keunggulan kompetitif dibanding produk lain yang serupa” papar Fulia.
Tidak hanya sosialisasi penyadartahuan terkait pengenalan perlindungan indikasi geografis, tetapi juga secara partisipatif para petani dilibatkan untuk melakukan inventarisasi lahan dan produktivitas tanaman kopi yang dimiliki.
Program pengabdian juga menyasar pengembangan kegiatan di Rumah Pupuk Gunungsari, yang dikelola kelompok tani untuk menjamin suplai ketersediaan pupuk organik.
Herlambang selaku Ketua Kelompok Tani, menyampaikan sangat senang dan antusias ada kegiatan ini.
Selama ini kegiatan budidaya kopi hanya sebagai sampingan sehinga terkadang para petani kurang tekun untuk merawat tanaman kopinya.
"Sangat menarik, semoga dapat memotivasi para petani untuk lebih giat membudidayakan tanaman kopinya," tandasnya.
***
Penulis : rls
Editor : edt