Tim Pengabdi Unnes Kembangkan Kurikulum Pendidikan Lingkungan Hidup dan Teknik Photovoice di Komunitas Omah Sawah


Tim pengabdi Unnes menggelar kegiatan pendidikan lingkungan untuk anak-anak pada komunitas Omah Sawah, Dusun Gempol, Desa Ngesrepbalong, Limbangan Kendal

KENDAL, WAWASANCO - Ancaman kerusakan lingkungan dan perburuan di Kawasan hutan Gunung Ungaran, menjadi perhatian tim pengabdi dari Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Salah satunya, dengan melakukan upaya konservasi melalui pendidikan lingkungan untuk anak-anak pada komunitas Omah Sawah, Dusun Gempol, Desa Ngesrepbalong, Limbangan Kendal.

Ketua tim pengabdi Unnes Deby Luriawati menjelaskan bahwa, pelestarian dan perlindungan Kawasan hutan Gunung Ungaran dapat dimulai dengan pendidikan lingkungan pada anak-anak.

"Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya anak-anak dalam pelestarian hutan Gunung Ungaran,” jelasnya.

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan meliputi pelatihan pengembangan kurikulum Omah Sawah dan pelatihan photovoice.

Lutfian Nazar dari Yayasan Akar Banir Indonesia, sebagai narasumber dalam pengembangan kurikulum pendidikan lingkungan hidup (PLH), memberikan materi tentang langkah-langkah dalam menyusun kurikulum,.

Dimulai dengan mengidentifikasi metode dan materi pembelajaran yang selama sudah dilakukan, serta mengelompokan tema, yang nantinya akan diimplementasikan pada kegiatan PLH.

"Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan lebih banyak ruang kemerdekaan, bagi berbagai pihak yang bertanggungjawab dalam pendidikan di Omah Sawah untuk menetapkan kebutuhan pembelajaran, meliputi kemampuan fisik, sosial, moral, linguistik, dan kognitif serta memfasilitasi berbagai lingkungan yang menantang untuk memastikan potensi belajar siswa dapat terwujud," terangnya.

Selanjutnya dalam pelatihan pengenalan photovoice, para peserta diajak untuk mengetahui sejarah, metode dan praktik menceritakan foto (Storytelling).

Metode photovoice nantinya menjadi salah satu teknik pembelajaran yang akan diterapkan dalam pendidikan lingkungan hidup di Omah Sawah.

"Diharapkan melalui media fotografi, dapat meningkatkan kesadaran peserta atau siswa untuk memahami isu-isu lingkungan yang berkembang disekitar mereka," tandasnya..

Apresiasi positif pun disampaikan para peserta, salah satunya Kris.

Dirinya mengaku sangat antusias bisa menceritakan photo yang mereka ambil, terkait beberapa potensi keanekaragaman hayati yang ada di dusun Gempol.

Hal senada juga disampaikan koordinator dan pengelola Omah Sawah, Cindy, yang menyambut baik kegiatan tersebut.

"Harapannya ke depan produk-produk yang telah dihasilkan oleh siswa dapat didiseminasikan ke khalayak umum," tandasnya.

***

Penulis : rls
Editor   : edt