Tim Pengabdi Unnes Perkenalkan Pertanian Regeneratif sebagai Alternatif Sistem Budidaya Ramah Lingkungan


KENDAL WAWASANCO - Perubahan iklim tidak hanya sebatas isu namun telah terjadi dan berdampak luas terhadap aktivitas manusia.

Dimana salah satu penyebabnya adalah dari aktivitas pertanian yang menyumbang Gas Rumah Kaca (GRK), berupa emisi gas CO2.

Besarnya emisi CO2 dari sektor pertanian disebabkan oleh praktik budidaya pertanian yang tidak berkelanjutan, seperti melakukan pembakaran lahan dan pembajakan tanah.

Saat ini banyak yang mempertanyakan keberlanjutan sistem pertanian konvensional, dan berpendapat untuk beralih ke pertanian alternatif yang ramah lingkungan.

Salah satu solusinya adalah melalui petanian regeneratif, melalui pendekatan ini sistem pertanian dapat secara bersamaan meregenerasi alam dan menghasilkan produk pertanian yang cukup, untuk memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi petani dan komunitasnya.

Berangkat dari permasalahan tersebut tim pengabdi dari Universitas Negeri Semarang (Unnes)yang diketuai oleh Dr. Muh. Sholeh, M.Pd, menggelar kegiatan sosialisasi dan pelatihan tentang pertanian regeneratif kepada kelompok Tani Gunung Makmur di Desa Genting Gunung, Kec. Sukorejo, Kab. Kendal.

"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang pertanian regeneratif, yang berfokus pada kesehatan tanah, produktivitas yang berkelanjutan dan memperkuat kedaulatan pangan lokal. Selain itu pendekatan ini juga dapat berperan penting sebagai upaya mitigasi perubahan ikilim," terang Sholeh.

Ia juga menjelaskan bahwa dalam sistem pertanian ini, mendorong para petani untuk membatasi gangguan tanah dengan tidak mengolah atau mengurangi pengolahan tanah.

Alfan selaku Ketua KT Gunung Makmur menyampaikan bahwa selama ini anggotanya telah menerapkan kegiatan pertanian ramah lingkungan, dengan menggunakan pupuk kompos untuk lahan pertanian mereka.

“Beberapa lokasi lahan sayuran secara bertahap telah menggunakan pupuk kompos, yang dikombinasikan dengan dengan pupuk kimia, ke depan kita berharap bisa beralih ke pertanian organik," terangnya.

Pihakna juga sangat mengapresiasi kegiatan pengabdian dari Unnes.

Kegiatan tersebut, menurutnya sangat penting, karena adanya transfer ilmu pengetahuan dari perguruan tinggi ke masyarakat.

Terkait pelatihan yang telah diberikan ia menyampaikan jika hal tersebut sangat menarik dan sesuai dengan pandangan masyarakat, terkait dengan budidaya yang selama ini dilakukan.

***

Penulis : rls
Editor   : edt