Pacu Produksi Kopi, Tim Undip Terapkan Teknologi Tepat Guna pada UKM Kopi Pinanggih Banyubiru


Tim pengabdian masyarakat Universitas Diponegoro (Undip), yang  diketuai oleh Solikhin, M.Sc memberikan pendampingan dan bantuan alat roasting kopi, untuk UKM Kopi Pinanggih di Banyubiru Kab Semarang

BANYUBIRU, WAWASANCO - 

Tim pengabdian masyarakat Universitas Diponegoro (Undip), yang  diketuai oleh Solikhin, M.Sc. dari Fakultas Sains dan Matematika (FSM) dengan anggota Dr. Purnawan Adi Wicaksono dari Fakultas Teknik (FT) dan dibantu oleh mahasiswa, melakukan kegiatan pengabdian di Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Kegiatan Undip tersebut bekerja sama dengan UKM Kopi Pinanggih milik Slamet Hermawan, yang berlokasi di Dusun Jrakah, Desa Kebondowo, Banyubiru Kabupaten Semarang.

UKM Kopi Pinanggih memproduksi jenis kopi robusta yang dihasilkan dari perkebunan milik pribadi dan masyarakat di wilayah sekitar Dusun Jrakah.

Selain memproduksi jenis kopi robusta, UKM Kopi Pinanggih juga memproduksi kopi jenis arabika yang didatangkan dari luar Dusun Jrakah.

Pada daerah sekitar perkebunan kopi robusta, banyak tumbuh tanaman aren yang merupakan bahan utama pembuatan gula aren (gula jawa).

Adanya tanaman aren ini memberikan aroma yang khas pada tanaman kopi, yakni kopi beraroma aren.

Hal inilah yang menjadi daya tarik kopi kaki gunung Telomoyo.

UKM Kopi Pinanggih dalam memproduksi kopi dari panen hingga kopi siap untuk disajikan setidaknya membutuhkan delapan tahapan, meliputi: petik kopi, rimbang air, penjemuran/pengeringan, pengupasan kulit, sorting, roasting, grinding, dan packing.

Pada tahapan pengeringan, menggunakan teknologi green house yang dapat mempercepat proses pengeringan, sedangkan pada proses pengupasan kulit kopi dengan menggunakan teknologi mesin huller kopi.

Adapun pada proses grinding juga menggunakan mesin grinder kopi.

Ketiga proses tahapan tersebut sudah didukung oleh Tim PKUM Undip di tahun sebelumnya.

Pada tahapan proses roasting kopi belum diberikan.

”Untuk proses pengeringan, pengupasan kulit, dan grinding sudah dibantu oleh pak Solikhin di tahun pertama dan kedua," terang pemilik UKM Kopi Pinanggih ,Slamet Hermawan.

”Tahun ini, saya terkendala dalam roasting, masih nyewa, proses roasting di luar, butuh biaya relatif besar, lanjutnya. 

Sementara, Solikhin menjelaskan, kegiatan utama dari program pengabdian ini adalah fokus pada roasting kopi yang merupakan tahapan terpenting dalam produksi kopi.

UKM Kopi Pinanggih perlu pengadaan dan menerapkan teknologi tepat guna berupa mesin roasting kopi.

Tujuannya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi kopi serta mengurangi biaya produksi kopi.

”Kita fokuskan program ini pada roasting kopi, kita dorong dengan teknologi tepatguna berupa mesin roasting”, tutur ketua Tim PKUM Undip tersebut.

”Tujuannya supaya produksinya bertambah, kualitasnya bagus, dan menekan biaya produksi,"  imbuhnya.

Mesin roasting ini berbahan baja dan steenless,  dengan dimensi mesin 80 cm x 55 cm x 75 cm dan berat 50 Kg.

Kapasitas drum 1.000 gr/batch minimum 300 gr dan maksimum 1200 gr.

"Sumber panas menggunakan gas (LPG/natural) dengan system pemanasan tidak langsung. Dalam pra-pemanasan waktu yang diperlukan sekitar 12 menit, sementara waktu roasting rata-rata 8–12 menit, sedangkan waktu pendinginan sekitar 3–5 menit," ungkapnya.

Drum panggang terbuat dari baja anti karat 304 ketebalan 5 mm, system transmisi gear roller chain drive, daya listrik 160 watt.

Untuk memudahkan dalam pemantauan proses roasting, alat tersebut juga dilengkapi kaca penglihatan (checker) dan terdapat lampu.

"Mesin ini didatangkan dari Temanggung," terang Solikhin.

Melalui mesin tersebut, harapannya mitra bisa meningkatkan produksi kopi baik dalam kuantitas dan kualitasnya.

Selain itu juga dapat menekan biaya proses produksi, sehingga dapat meningkatkan keuntungan usaha.

"Pelaksanaan kegiatan masyarakat ini dapat berjalan dengan lancar, atas dukungan dari berbagai pihak termasuk pemberi dana dari LPPM Undip Skim Penguatan Komoditi Unggulan Masyarakat (PKUM)," pungkas Solikhin.

Penulis : rls
Editor   : edt