BANYUBIRU WAWASANCO - Danau Rawa Pening menjadi salah satu destinasi wisata favorit yang ada di Kabupaten Semarang.
Selain memiliki pemandangan yang sangat indah, kawasan wisata Danau Rawa Pening juga menyajikan aneka oleh-oleh khas, yaitu keripik ikan rawa yang terkenal gurih dan renyah.
Para penjual keripik ikan berjejer di sejumlah kios yang berada tepat sebelum masuk ke kawasan Bukit Cinta Danau Rawa Pening, Banyubiru, Kabupaten Semarang.
Para penjual yang merupakan warga sekitar menyajikan aneka keripik seperti keripik udang, keripik belut dan aneka keripik olahan ikan.
Setyo Rahayu pemilik UKM Bakhtera Rahayu, salah satu pengolah camilan ikan khas danau Rawa Pening, mengatakan saat ini penjualan keripik ikan mulai bergeliat lagi seiring dengan membaiknya pengunjung wisata di Bukit Cinta Danau Rawa Pening.
"Alhamdulilah saat ini pengunjung yang beli oleh-oleh terutama keripik sudah kembali meningkat. Dulu kami sempat tutup lama akibat penutupan lokasi wisata saat pandemi Covid-19. Saat ini, jika akhir pekan bisa laku lebih dari 25 kilogram," ujar Setyo Rahayu.
Selain bercita rasa lezat, keripik ikan tersebut juga bisa tahan hingga 3 bulan, sehingga cocok untuk dijadikan oleh-oleh untuk wisatawan dari luar kota.
Setyo menambahkan, ada banyak keripik ikan yang menjadi favorit para wisatawan.
"Di sini ada keripik wader rawa, wader tambah, cetul, keripik kulit ikan patin semuanya bisa tahan hingga 3 bulan. Jadi banyak yang beli untuk oleh-oleh dan bisa dibawa keluar kota," jelasnya.
Ditandaskan, meski bisa tahan hingga dua bulan, dipastikan dalam pembuatan keripik ikan tersebut, pihaknya tidak menggunakan bahan pengawet.
Rahasia agar keripik bisa renyah dan tahan lama ada di proses memasak.
"Agar bisa tahan lama dan renyah kuncinya ada di cara menggoreng. Kita lakukan proses penggorengan keripik ikan sampai tiga kali, dengan bumbu dapur seperti bawang putih, garam dan tepung beras. Tidak ada pengawet sama sekali," imbuh Setyo.
Selain itu, agar keripik ikan tetap renyah dan krispi, juga terletak pada proses penirisan minyak goreng pasca proses penggorengan.
Kripik ikan harus benar-benar kering, bebas dari minyak sisa penggorengan.
Proses penirisan tersebut menjadi kendala tersendiri bagi pemilik UKM Bakhtera Rahayu, sebab dalam prosesnya membutuhkan waktu cukup yang lama.
Kendala ini yang kemudian coba dipecahkan oleh Tim PKM DIKTI Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, dengan Drs. Edy Yusuf Agung Gunanto, MSc., Ph.D sebagai ketua tim dan beranggotakan Darwanto, S.E., M.Si., M.Sy, serta Dr. Hari Susanta Nugraha, M.Si.
Tim PKM Undip tersebut, memberikan pendampingan dan pelatihan kepada mitra, mengenai peningkatan nilai tambah produk dan peningkatan skala produksi dengan penerapan alat spinner kepada mitra.
"Dengan adanya penerapan alat hibah dari Tim PKM Universitas Diponegoro, kini olahan keripik milik Setyo Rahayu jauh lebih baik dan bagus kualitas produknya serta tidak mengandung minyak yang terlalu tinggi," terang Edy Yusuf Agung Gunanto.
Atas bantuan dan pendampingan tersebut, mitra juga berterima kasih kepada Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenristek Dikti), serta Tim PKM Undip yang telah memberikan pendampingan, pelatihan dan solusi atas kendala yang dihadapi oleh pemilik UKM Bakhtera Rahayu.
Penulis : rls
Editor : edt