
Sosialisasi dan Workshop Entrepreneurship Motivation dilaksanakan di Balai Desa Mlese Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten
KLATEN WAWASANCO - Mlese merupakan nama sebuah desa, yang terletak di perbatasan antara propinsi Jawa Tengah dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Wilayah Desa Mlese mempunyai lahan pertanian yang luas, sehingga mempunyai banyak potensi yang bisa dikembangkan.
Lahan pertanian yang luas dan subur berpotensi menjadi lumbung pangan nasional guna mendukung program swasembada pangan.
Menyadari nilai potensi desa Mlese ini, baik menurut aspek pertanian, ekonomi, dan ketahanan pangan serta melihat adanya potensi wisata yang belum dioptimalkan pengolaannya itu, maka dosen Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) yaitu Dr. Kartinah, S.Si., M.Pd, Dina Prasetyowati, S.Pd, M.Pd., Dr. Rini Umiyati, S.Hut., M.Si., serta dosen dari Universitas 17 Agustus (UNTAG) Semarang Sony Junaedi, S.Pd., M.Pd., berinisiatif melakukan pendampingan desa, melalui penerapan sains dan teknologi unggulan untuk menjadikan Desa Mlese sebagai Desa Agroedutourism.
Melalui hibah pengabdian dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti), dengan skema Program Pengembangan Desa Binaan (PPDB), tim pengabdi mengadakan Sosialisasi dan Workshop Entrepreneurship Motivation.
Sosialisasi dan Workshop Entrepreneurship Motivation dilaksanakan di Balai Desa Mlese Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten, Sabtu, 29 Juli 2023 lalu.
Kegiatan ini dihadiri oleh perangkat desa dan warga Mlese sebanyak 20 orang, yang tergabung dalam Kelompok Tani Sri Rejeki dan Pokdarwis Segia.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Sosialisasi dan Workshop Entrepreneurship Motivation tersebut, Stefanus Subantraja, S.Sos., M.M.B yang juga merupakan pegiat desa wisata.
Dalam workshop ini, pemateri menyampaikan bahwa keterlibatan seluruh unsur di desa merupakan bagian bagian penting dari program pengembangan Agroedutourism.
Dijelaskan, meski desa diberi keberlimpahan potensi, namun apabila masyarakatnya kurang peduli dan terlibat penuh, maka program ini akan sulit terwujud.
"Jika program ini sukses tentu akan membawa ke arah yang lebih baik. Dalam mengelola sebuah desa Agroedutourism, kita harus melihat peluang keuntungan yang di berikan bidang tersebut minimal dalam jangka 10 tahun kedepan," terang Stefanus Subantraja.
Pelatihan ini mendapat respon yang baik dari peserta.
Sementara, Ketua tim pengabdi Dr. Kartinah, S.Si., M.Pd., mengatakan, setelah workshop ini diharapkan masyarakat desa Mlese, dapat menjadi warga yang aktif dan mempunyai kemampuan melihat dan menilai peluang di desanya.
"Termasuk mampu, me-manage sumber daya alam yang tersedia, mengambil tindakan yang tepat guna dan memastikan sukses secara berkelanjutan, serta memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif," tandasnya.
Penulis : rls
Editor : edt