SEMARANG WAWASANCO - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Semarang (Unnes) bersama Kemenkop UKM, menggelar kegiatan 'Demo Day’, dalam upaya menarik investor bagi usaha rintisan dan UMKM.
Dalam kegiatan yang digelar di Khas Hotel Semarang pada Selasa (27/9/2023) tersebut, sebanyak 18 peserta mempresentasikan produk dan aplikasi mereka ke para investor dari dalam dan luar negeri.
Diketahui 18 peserta tersebut merupakan UMKM dan usaha rintisan, yang mendapat pendampingan dari LPPM Unnes dan Kemenkop UKM.
Mereka mendapat pendampingan dan pelatihan sesuai kebutuhan mereka agar bisa bertumbuh memperluas jangkauan usaha.
Termasuk dari sisi permodalan atau investasi, dengan menggandeng investor dari dalam dan luar negeri.
"Para investor yang didatangkan bukan hanya dari Indonesia,namun juga dari luar negeri seperti Korea Selatan, Jepang, dan Australia. Mereka ini hadir secara daring, yang nantinya bisa melihat langsung proses Demo Day ini," papar Ketua Inkubator Unit Bisnis LPPM Unnes Dr Margunani, disela kegiatan.
Dijelaskan, sebanyak 18 bisnis rintisan dan UKM ini merupakan pilihan atau hasil seleksi dari puluhan peserta lainya.
Pihaknya berharap dengan adanya Demo Day tersebut, mampu menarik minat investor untuk berinvestasi.
"Ya, kalau untuk usaha UMKM bisa dibilang permodalan, karena biasanya usaha rintisan yang memiliki produk fisik seperti UMKM masih alergi dengan investor. Mereka biasanya inginnya pinjaman lunak, makanya di sini juga kami undang pihak perbankan,” tambahnya.
Sementara itu, untuk para start up lebih memilih investor untuk mengembangkan aplikasi mereka.
“Puncak hari acara hari ini adalah bagaimana para pebisnis rintisan ini meyakinkan bahwa produknya itu layak untuk didanai apakah itu dalam bentuk pinjaman atau investasi,” tambahnya.
Apresiasi pun disampaian peserta Demo Day.
Salah satunya dari usaha rintisan start up Produk VIP,yang bergerak dibidang dropshiper produk.
Perwakilan Produk VIP, Daffa, menyebutkan jika nantinya pendanaan investor akan digunakan untuk melebarkan pasar dan mengembangkan aplikasi.
“Saat ini kami masih berbasis website meski sudah berjalan dua tahun, kami ingin mengembangkan jadi aplikasi di play store dan iOS,” imbuh Daffa.
Ia menjelaskan start up produk VIP adalah platform dropship produk best seller.
"Member produk VIP nantinya bisa menjadi dropshiper dengan menjualkan produk-produk yang ada tanpa harus membeli dahulu barang modal. Setiap produk yang terjual member akan mendapatkan komisi. Kita juga sudah ada banyak produk yang bergabung, jadi nanti member bisa memilih langsung produk yang diinginkan," tandasnya.
Sebelumnya, total ada 54 kelompok yang mendaftar program dari Kemnekop UKM yang berkolaborasi dengan LPPM Unnes tersebut.
Jumlah tersebut terus diseleksi hingga didapatkan 18 terbaik yang mendapat pendampingan.
Penulis : rls
Editor : edt