DPRD Jateng Berupaya Ikut Tingkatkan Sarana Pendidikan di Madrasah Diniyyah


WONOSOBO, WAWASANCO – Pendidikan pondok pesantren dinilai kurang diminati oleh setiap kalangan. Di masa sekarang ini anak-anak muda perlu sentuhan pendidikan Islam melalui sistem pendidikan pondok pesantren guna memperkuat fondasi agama mereka.

Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah Akhmad Fadlun mengatakan madrasah diniyyah merupakan istilah yang setara dengan sekolah keagamaan, namun kurikulum yang diajarkan termasuk dalam pendidikan keagamaan nonformal. Secara perjenjangan ada awaliyah (setara SD/MI), wustho (setara SMP/MTs), dan uliya (SMA/K/MA).

“Tujuan madrasah diniyyah, guna memperkuat pengetahuan dasar keagamaan Islam dan dapat mengamalkan ajaran dengan baik, sehingga santri yang telah mengenal madrasah diniyyah mampu mengimplementasikan Agama Islam di lingkungan masyarakat, ujar Fadlun dalam acara Dialog Televisi dengan tema “Mendorong Peningkatan Sarana Pendidikan Madrasah Diniyyah” di Hotel Dafam Wonosobo, Jumat (8/3) lalu.

Pada era globalisasi saat ini pesantren memiliki peran penting dalam pembentukan karakter seseorang. Pembentukan karakter yang baik dapat terjadi apabila seseorang melakukan kegiatan yang positif sesuai dengan lingkungan sekitarnya. 

Menurutnya, karakter seseorang dapat mempengaruhi, begitu juga dalam memilih teman jika memiliki karakter yang baik maka akan ikut baik begitupun sebaliknya. Ketika di pesantren semua santri berasal dari daerah, bahasa, karakter, dan budaya yang berbeda-beda. Semua akan menjadi satu dalam pesantren dan pendidikan di pesantren akan mendidik santri arti dari kebersamaan. Dalam pembentukan karakter seorang santri membutuhkan kesatuan pembelajaran antara teori dan praktek, juga pelaksanakannya dalam kegiatan sehari-hari.

Selama di pesantren santri akan di ajarkan pembelajaran sesuai dengan sistem pesantren. Menjadi seorang santri harus mempersiapkan mental dan memiliki semangat untuk belajar di pondok. Saat berada di pondok para santri akan membiasakan hidup bersama orang baru. Banyak santri berasal dari daerah yang berbeda-beda. Seperti yang sudah kita ketahui di daerah jawa terdapat banyak pesantren, sampai banyak santri yang berasal dari luar jawa menuntut ilmu di jawa.

Sementara itu, Ketua FKDT Wonosobo Kyai Mansyur menuturkan, sarana yang ada di madrasah diniyyah di Wonosobo diakuinya belum cukup memadahi meskipun ada beberapa madrasah yang memiliki fasilitas lengkap. 

Ada beberapa kendala yang ada, lanjutnya, salah satunya adalah kesejahteraan. Karena itu, dia berharap bantuan dari pemerintah mampu menjadi jawaban atas solusi tersebut sehingga para santri mampu belajar dengan nyaman.

“Memang ada bantuan dari pemerintah tapi hanya selama 3 tahun yakni dari 2008-2011. Setelah itu bantuan tidak lagi cair. Kami berharap pemerintah terus memberikan bantuan guna fasilitas para santri,” tuturnya.

Bahkan Gus Fadlun panggilan akrab Akhmad Fadlun menambahkan, bantuan itu akan terus dicanangkan guna memberikan apresiasi kepada para ustaz atau ustazah. Bantuan operasional yang diberikan bentuknya bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Bahkan saat pandemi Covid-19, bantuan untuk madrasah dinniyah pernah terkena dampaknya. Alokasi untuk lembaga pendidikan keagamaan itu harus direfocusing, mengutamakan penanganan pandemi.  

Saat ini, Pemkab Wonosobo menggelontorkan dana bantuan sebesar Rp620.000.000 guna operasional madrasah diniyyah. Dengan pemberian bantuan tersebut mampu memacu semangat para pengajar.

“Nominal bantuan dari pemerintah provinsi sebesar Rp1,2 juta per tahun yang diberikan secara bertahap (tiga termin). Tapi karena beberapa tahun belakangan terkena Pandemi maka ada refocusing,” ujar Gus Fadlun yang juga sebagaai Anggota Fraksi PKB DPRD Jateng itu.

Senada Kabag Kesra Setda Kab Wonosobo Erna menambahkan, ada 680 ustaz atau ustaza yang telah menerima insentif guna mendukung program madrasah dinniyah.

Pesantren juga bisa menjadi alternatif bagi para santri dalam mengembangkan bakat dan minat. Sebagai contoh di beberapa pondok ada yang menyediakan wadah untuk mengembangkan bakat para santri. Salah satunya melaksanakan kegiatan tambahan ekstrakulikuler menjahit, melukis/kaligrafi, qira'ah dan lain sebagainya. Dengan di adakannya kegiatan ekstrakulikuler tersebut sebagai bekal untuk disalurkan kepada masyarakat nanti. (Adv/Anf)

Penulis : as
Editor   : rix