Mahasiswa Pendidikan Biologi UPGRIS Ciptakan Peluang Bisnis dengan Lilin Aromaterapi Pencegah DBD


tim mahasiswa Pendidikan Biologi dan Pendidikan Teknologi Informasi Universitas PGRI Semarang yang terdiri atas Santri Sukma Nafisya, Anggi Septia P, Eka Septy Kaori, Rafi Zidan Rosadi, dan Muhalim Wijaya K, di bawah bimbingan dosennya yaitu Ipah Budi Minarti, M. Pd

WAWASAN.CO, Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

Menurut data WHO, jumlah kasus demam berdarah secara global  meningkat delapan kali lipat dari 500.000 kasus pada tahun 2000 menjadi 4,2 juta kasus pada tahun 2022.

Penyakit ini telah menjadi salah satu masalah kesehatan utama di banyak negara tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.

WHO juga menyebutkan bahwa setengah dari populasi dunia berisiko terkena demam berdarah, yang kini telah menyebar di sekitar 129 negara.

Di Indonesia, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa terdapat 1.236 kematian akibat DBD pada tahun 2022. Hingga minggu ke-19 tahun 2023, jumlah kasus DBD di Indonesia mencapai 31.380 dengan 246 di antaranya meninggal dunia. 

Berdasarkan permasalahan tersebut, telah banyak cara pengendalian nyamuk yang telah dilakukan.

Teknologi pengusiran nyamuk setiap zamannya selalu dikembangkan, mulai dari lotion anti nyamuk dan spray yang belakangan ini tengah diperdebatkan efek sampingnya, hingga mosquito repellent yang mampu mengeluarkan suara dengan frekuensi tertentu sehingga dipercaya dapat mengusir nyamuk. 

Seperti yang diketahui, obat anti nyamuk spray memiliki residu yang berbahaya jika terhirup oleh manusia.

Menurut ahli ilmu serangga asal Cornell University, New York, nyamuk tertarik dengan CO2 yang keluar dari kulit manusia dan juga tertarik akan kelembaban kulit manusia.

Pada dasarnya setiap orang memiliki potensi untuk membuat nyamuk tertarik pada kulit mereka.

Lotion anti nyamuk mempunyai efek samping yang cukup berbahaya jika digunakan terus-menerus salah satunya iritasi kulit. Oleh karena itu, diperlukan cara atau teknologi yang lebih aman untuk dapat mengusir dan membasmi nyamuk.

Di sisi lain, industri kopi di Indonesia berkembang begitu pesat sehingga menghasilkan ampas kopi yang cukup banyak setiap harinya.

Bahan sisa yang diperoleh selama pengolahan bubuk kopi yang dilarutkan dalam air panas untuk pembuatan kopi instan menghasilkan ampas kopi (Lina, et al. 2014).

Para pengusaha atau pebisnis kopi seringkali mengabaikan dan kurang memanfaatkan ampas kopi secara maksimal.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ampas kopi dapat diolah menjadi produk bernilai tambah, seperti lilin aromaterapi pengusir nyamuk, yang tidak hanya membantu mencegah DBD tetapi juga mengurangi pencemaran lingkungan.

Guna meningkatkan kualitas ampas kopi dan mengurangi cemaran organik di lingkungan, maka perlu dilakukan pengolahan secara kimiawi maupun biologi sehingga menghasilkan produk bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis tinggi.

Kandungan ampas kopi terdiri dari kafein, asam organik, mineral, dan antioksidan yang sangat bermanfaat untuk dijadikan sebuah produk (Aprilia, 2013). 

Ampas kopi mengandung berbagai senyawa yang bermanfaat, termasuk kafein, antioksidan, dan minyak esensial.

Pada kafein misalnya, memiliki sifat insektisida yang dapat mengganggu sistem saraf serangga (Nathanson, 1984).

Selain itu, ampas kopi kaya akan asam klorogenat, yang memiliki sifat antimikroba dan antioksidan (Farah & Donangelo, 2006).

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal PLoS One juga mengungkapkan bahwa senyawa-senyawa dalam bubuk ampas kopi memiliki potensi untuk menghambat replikasi virus dengue, penyebab utama DBD (Hidari KI et al., 2008).

Kandungan ini membuat ampas kopi menjadi bahan yang potensial untuk menjadi alternatif berbagai aplikasi, termasuk sebagai bahan dasar lilin aromaterapi pengusir nyamuk yang memiliki bahan dasar dan kandungan alami yang aman untuk manusia.

Oleh karena itu, kolaborasi tim mahasiswa Pendidikan Biologi dan Pendidikan Teknologi Informasi Universitas PGRI Semarang yang terdiri atas Santri Sukma Nafisya, Anggi Septia P, Eka Septy Kaori, Rafi Zidan Rosadi, dan Muhalim Wijaya K, di bawah bimbingan dosennya yaitu Ipah Budi Minarti, M. Pd memiliki ide untuk membuat lilin aromaterapi berbahan ampas kopi dengan nama Espresso Guard untuk mengusir nyamuk dan mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Espresso Guard adalah produk alternatif yang menggabungkan bahan alami dari ampas kopi dengan bahan-bahan alami lainnya untuk menciptakan lilin aromaterapi yang lembut dan menenangkan.

Aroma kopi dapat memberikan efek menenangkan dan mengurangi stres.

Secara psikologis, aroma kopi telah terbukti dapat memicu respons positif dalam otak, karena aroma yang disukai dapat meningkatkan mood dan mengurangi rasa cemas.

Studi psikologis menunjukkan bahwa aroma kopi dapat meningkatkan kewaspadaan dan meningkatkan fokus, yang dapat membantu mengurangi efek stres sehari-hari (Klein et al., 2018).

Sedangkan secara fisik, beberapa penelitian menunjukkan bahwa aroma kopi dapat mengurangi tingkat hormon stress dalam tubuh.

Misalnya, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry menemukan bahwa hanya mencium aroma kopi bisa merangsang ekspresi gen yang terkait dengan antioksidan di otak tikus percobaan, yang berpotensi membantu melindungi sel-sel saraf dari stres (Li et al., 2014).

Selain untuk aromaterapi, manfaat lain yang diberikan lilin ini yaitu dapat membantu mencegah demam berdarah dengan cara yang aman dan alami.

Espresso Guard ditargetkan untuk individu yang peduli dengan kesehatan dan mereka yang mengurangi penggunaan obat-obatan yang banyak mengandung bahan kimia berbahaya.

Studi menunjukkan bahwa beberapa senyawa yang terkandung dalam kopi, termasuk asam klorogenat, memiliki potensi untuk menghambat replikasi virus, termasuk virus dengue penyebab DBD (Hidari KI et al., 2008).

Penggunaan lilin aromaterapi berbahan dasar ampas kopi ini dapat membantu memperkuat sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi virus.

Lilin aromaterapi berbahan dasar ampas kopi dapat digunakan di berbagai ruangan, seperti ruang tamu, kamar tidur, atau ruang kerja, untuk menciptakan suasana yang nyaman dan menenangkan serta dapat mencegah DBD dengan kandungan yang dimiliki oleh ampas kopi tersebut.

 

Penulis : rls
Editor   : edt