Tingkatan Kapasitas Pengelolaan dan Perencanaan Agroedutourism di Desa Mlese Klaten Melalui Tourism English Training For Local Tour Guides


Tim pengabdian dengan skema Program Pengembangan Desa Binaan (PPDB) dari UPGRIS dan UNTAG Semarang, saat melaksanakan kegiatan masyarakat dengan tema Pemberdayaan Lokal Masyarakat Desa Mlese Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten Melalui Pengembangan Desa Agroedutourism.

KLATEN WAWASAN.CO, Tim pengabdian dengan skema Program Pengembangan Desa Binaan (PPDB) dari Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) yang diketuai Dr. Kartinah, S.Si., M.Pd. dengan anggota Dina Prasetyowati, S.Pd, M.Pd., Dr. Rini Umiyati, S.Hut., M.Si., serta dosen dari Universitas 17 Agustus (UNTAG) Semarang Sony Junaedi, S.Pd., M.Pd., telah melaksanakan kegiatan masyarakat dengan tema Pemberdayaan Lokal Masyarakat Desa Mlese Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten Melalui Pengembangan Desa Agroedutourism.

Kegiatan ini merupakan Hibah Pengabdian bersaing dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek tahun 2024.

Pendampingan ini sudah memasuki tahun kedua, dimana pada tahun kedua ini tim pengabdi fokus pada Bidang Pendidikan.

Kegiatan yang bertajuk "Tourism English Training for Local Tour Guides" ini melibatkan pemandu wisata dari kelompok masyarakat yang ada di Desa Mlese.

Hadir sebagai narasumber Sony Junaedi, S.Pd., M.Pd., yang merupakan dosen Pendidikan Bahasa Inggris dan ketua dari Lembaga CTLT (Center Translation and Language Teaching).

"Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung pengelolaan dan perencanaan agroedutourism yang lebih baik, sekaligus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia lokal dalam menyambut wisatawan mancanegara serta memperkuat kemampuan komunikasi mereka, khususnya dalam memberikan informasi dan pengalaman wisata berbasis agroedukasi kepada wisatawan asing," papar Ketua Tim Pengabdian Dr. Kartinah, S.Si., M.Pd.

Dijelaskan, pelatihan ini dirancang untuk memberikan keterampilan berbahasa Inggris dasar hingga menengah, yang berfokus pada terminologi dan frasa yang relevan dengan wisata agroedukasi.

"Dengan pelatihan ini, para pemandu wisata diharapkan dapat lebih percaya diri dan profesional dalam berinteraksi dengan wisatawan, baik lokal ataupun mancanegara," tambahnya.

Lebih lanjut, Dr Kartinah menjelaskan bahwa pengembangan agroedutourism di Desa Mlese memiliki potensi besar untuk menarik lebih banyak wisatawan, namun memerlukan dukungan sumber daya manusia yang siap dalam hal komunikasi dan pengetahuan wisata.

"Kami ingin memastikan bahwa Desa Mlese dapat bersaing di tingkat internasional melalui agroedutourism yang didukung oleh pemandu wisata yang kompeten dan siap melayani wisatawan asing," ujarnya.

Kedepan, program ini diharapkan dapat terus dikembangkan dan menjadi bagian dari strategi jangka panjang dalam mempromosikan Desa Mlese sebagai destinasi agroedutourism unggulan di Jawa Tengah.

Tentunya dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Klaten serta beberapa mitra, termasuk lembaga pendidikan dan pariwisata lokal.

***

Penulis : rls
Editor   : edt