Aksi Nyata HIMA Pendidikan Biologi UPGRIS dalam Pelestarian Keanekaragaman dan Potensi Pemanfaatan Mangrove 


SEMARANG WAWASAN.CO, Mangrove merupakan salah satu ekosistem kunci dalam menjaga keseimbangan lingkungan pesisir.

Tidak hanya berperan sebagai pelindung dari abrasi dan bencana alam seperti gelombang pasang, tetapi juga menyediakan habitat bagi berbagai flora dan fauna.

Salah satu kawasan mangrove yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah Pesisir Pantai Utara Mangkang di Kota Semarang.

Lebih jauh lagi, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Biologi (HIMABIO) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) bersama Kaprodi Pendidikan Biologi Praptining Rahayu, S.Si., M.Pd, serta didampingi oleh masyarakat sekitar yang ahli di bidang mangrove, turut serta dalam upaya pelestarian ekosistem mangrove dengan menanam mangrove di kawasan Pesisir Pantai Utara Mangkang.

Melalui kegiatan ini, mereka berharap bisa memberikan kontribusi nyata dalam menjaga lingkungan sekaligus mengedukasi masyarakat sekitar tentang pentingnya mangrove.

Avicennia Marina: Mangrove Tangguh yang Kaya Manfaat

Avicennia marina, juga dikenal sebagai api-api, merupakan salah satu jenis mangrove mayor yang sering dijumpai di pesisir pantai.

Spesies ini memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti salinitas tinggi, suhu tinggi, dan curah hujan yang rendah.

Beberapa mekanisme adaptasinya termasuk daun kecil dengan trikoma, ekskresi garam melalui daun, serta stomata kriptofor yang membantu tanaman ini bertahan hidup di lingkungan ekstrim.

Keunikan dari Avicennia marina tidak hanya terletak pada kemampuannya untuk bertahan, tetapi juga dalam manfaat yang dapat diperoleh dari berbagai bagiannya.

Kayu dari Avicennia marina sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, bahan bakar, dan perabot rumah tangga.

Sementara itu, daunnya yang kaya akan nutrisi telah mulai diteliti sebagai sumber pakan alternatif, bahkan untuk hewan darat.

Tidak hanya itu, kulit kayu Avicennia marina juga memiliki khasiat dalam pengobatan tradisional, digunakan sebagai obat untuk rematik, cacar air, dan bahkan dipercaya memiliki efek antifertilitas.

Buah Avicennia marina pun dapat dimakan setelah proses pengolahan tertentu, menjadikannya sumber pangan yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut.

Bruguiera: Keunikan Morfologi dan Potensi Pengembangan

Genus Bruguiera adalah kelompok mangrove sejati yang terdiri dari enam spesies.

Mangrove ini dikenal dengan karakteristik morfologi yang khas, termasuk bunga dengan kelopak yang runcing dan ukuran kelopak yang bervariasi.

Bruguiera sering diklasifikasikan berdasarkan metode penyerbukannya; beberapa spesies diserbuki oleh burung, sementara yang lain diserbuki oleh serangga.

Seperti Avicennia marina, Bruguiera juga mampu bertahan di lingkungan yang menantang, terutama di kawasan dengan salinitas rendah atau mendekati air tawar.

Akar lutut Bruguiera yang kokoh menjadikannya sangat tangguh terhadap abrasi dan gelombang pasang, sementara buah propagulnya telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai bahan baku berbagai produk.

Potensi besar dari Bruguiera terletak pada kemampuannya untuk berkembang di daerah pasang surut dan berperan penting dalam menjaga kestabilan ekosistem pesisir.

Selain itu, potensi pemanfaatannya dalam bidang pertanian, farmasi, dan lingkungan membuat Bruguiera menjadi salah satu mangrove yang patut diperhatikan dalam upaya konservasi dan pengembangan ekonomi masyarakat pesisir

Potensi Pengembangan di Kawasan Pesisir Pantai Utara Mangkang

Kawasan Pesisir Pantai Utara Mangkang di Kota Semarang, khususnya di wilayah Avesiana dan Bulubera, memiliki potensi besar untuk dikembangkan, baik sebagai kawasan konservasi, wisata alam, maupun laboratorium penelitian.

Namun, perhatian terhadap kawasan mangrove ini masih minim dibandingkan dengan kawasan mangrove lainnya di Indonesia.

Melalui pemanfaatan ekosistem mangrove, khususnya jenis Avicennia marina dan Bruguiera, masyarakat setempat dapat memperoleh manfaat ekologis dan ekonomi.

Pengembangan kawasan ini sebagai destinasi wisata berbasis lingkungan, misalnya, dapat mendukung upaya pelestarian mangrove sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata yang berkelanjutan.

***

Penulis : rls
Editor   : edt