Mahasiswa KKN MBKM UPGRIS Turut Semarakkan Merti Desa Pagersari


sinoman mahasiswa KKN MBKM UPGRIS bersama Karang Taruna dusun Kebonombo dalam acara Merti Wayangan

BERGAS, WAWASAN.CO, Mahasiswa KKN MBKM UPGRIS di desa Pagersari, kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang turut berperan aktif dalam kegiatan merti desa Pagersari tepatnya dusun Kebonombo.

Merti adalah sebuah tradisi atau ritual yang dilakukan oleh masyarakat dusun Kebonombo sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas hasil bumi yang telah diperoleh.

Merti dilakukan dengan mengadakan upacara, doa, dan acara syukuran, dengan menjamu masyarakat dengan makanan khas.

Tradisi ini juga  melibatkan pertunjukan seni, yaitu wayang, wayang dipilih karena mengandung pesan moral dan budaya lokal.

Merti menjadi momen penting untuk mempererat tali persaudaraan dan menjaga hubungan harmonis dengan lingkungan.

Upacara merti di dusun Kebonombo dilakukan dengan tata cara yang sudah ditentukan dan sesuai urutan.

Pertama Sesaji: Persembahan berupa makanan, minuman, dan bunga yang dipersembahkan kepada Tuhan dan para leluhur.

Kedua, Doa: Doa-doa yang dipanjatkan oleh seorang tokoh agama atau sesepuh desa.

Ketiga Gamelan: Musik gamelan yang mengiringi upacara merti untuk menciptakan suasana yang sakral.

Terakhir Tarian: Tarian tradisional yang dibawakan oleh para penari. Untuk gamelan dan musik dijadikan satu dengan acara wayangan.

Merti ini dilakukan dua tahun sekali di desa Pagersari dan tahun ini bertepatan dengan adanya KKN MBKM dari UPGRIS.

Karena acara ini merupakan salah satu acara besar yang dinanti-nanti masyarakat dusun Kebonombo dan membutuhkan persiapan yang besar juga.

Kepala dusun Kebonombo Mustofa meminta bantuan mahasiswa KKN MBKM UPGRIS ikut membantu dalam persiapan merti ini.

Sebelum hari pertunjukan wayang mahasiswa KKN diminta membantu melipat snack box dalam jumlah besar dan bersih-bersih lingkungan sekitar.

"Persiapan sudah dilakukan dari jauh-jauh hari, namun tetap saja kami masih membutuhkan bantuan mahasiswa KKN mengingat ini acara besa," papar Mustofa 

Setelah melipat snack box mahasiswa KKN UPGRIS lanjut diminta untuk membantu persiapan konsumsi dirumah Pak Kadus Kebonombo.

Membantu mengisi jajan snack box dan konsumsi lainnya.

"Kami minta mahasiswa KKN dan karang taruna untuk jadi sinoman diacara merti ini" ujar pak Mustofa (kepala dusun Kebonombo). Sinom sendiri adalah kelompok yang berkumpul untuk saling membantu dalam acara.

Sebelum acara wayangan dimulai, ada upacara kecil atau sesaji sebagai tanda penghormatan kepada leluhur atau untuk meminta keselamatan. sesaji dilakukan di gang sebelum masuk dusun Kebonombo.

Upacara  dimulai dengan sambutan kepala dusun setempat dilanjut potong pita simbol puncak acara wayangan dimulai.

Kemudian dilanjut dengan arak-arakan dalang Sigit Ariyanto dari Rembang dan bapak Mustofa (kepala dusun Kebonombo) diiringi dengan reog pemuda Kebonombo dan disusul barisan masyarakat sampai ketempat wayangan.

Acara wayangan ini berlangsung sepanjang malam, dari malam hari hingga fajar (semalam suntuk). 

Wayangan ini berlangsung meriah dengan suasana yang ramai dan penuh semangat dari penonton.

Ditambah dengan adanya bintang tamu Sinden muda Elisha Orcarus Allaso dan Tatin Lestari Handayani menambah sorak sorai dan gelak tawa dari penonton.

Pertunjukan wayang ini berlangsung secara kondusif hingga acara selesai.

" Saya selaku Kepala Dusun Kebonombo mengucapkan banyak terima kasih kepada mahasiswa KKN UPGRIS yang telah membantu dalam acara merti ini, mengingat acara besar dan yang dinanti nanti masyarakat setempat dan tentunya membutuhkan persiapan yang matang dan besar juga" ucap Mustofa.

Penulis : rls
Editor   : edt