
SOLO, WAWASANCO - Penyelesaian sertifikasi tanah wakaf dalam beberapa tahun terakhir mengalami lonjakan pesat. Hal ini tentu tak lepas dari kepemimpinan presiden Joko Widodo.
“Hingga September 2024, tercatat ada 255.989 bidang tanah wakaf yang tersertifikasi,” kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kemenag RI, Kamaruddin Amin, saat jump apers, di Swiss Belhotel, Solo, Selasa (1/10) malam.
Ia menjelaskan, lonjakan sertifikasi tanah wakaf terjadi sejak 2016. Setiap tahunnya rata-rata ada sekitar 20 ribu tanah wakaf yang berhasil diterbitkan sertifikatnya.
"Padahal, sejak 1970-an hingga 2016, jumlah sertifikasi tanah wakaf baru mencapai 98.879 bidang. Ini masih kecil dibandingkan luasan tanah wakaf yang ada," sambungnya.
Upaya percepatan penerbitan sertifikat tanah wakaf ini, kata Kamaruddin Amin, tidak terlepas dari peran Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menginisiasi kerja sama dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang-Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) pada 15 Desember 2021. Kerja sama ini berdampak besar, tidak hanya meningkatkan jumlah sertifikat wakaf yang diterbitkan, namun juga meningkatkan kerja sama antardua kementerian dalam menjaga aset wakaf.
"Program percepatan sertifikasi tanah wakaf bersama Kementerian ATR/BPN adalah untuk mendukung pembangunan dan kesejahteraan umat. Jika tanah wakaf belum bersertifikat, maka akan rentan terhadap sengketa dan peralihan fungsi yang tidak sesuai dengan niat wakif,” imbuhnya.
Menurut Kamaruddin, aset wakaf telah berjasa membangun Indonesia. Hal ini ditandai dengan berdirinya fasilitas pendidikan, rumah ibadah, hingga kantor pemerintahan di atas tanah wakaf. Ditjen Bimas Islam mencatat, tanah wakaf digunakan antara lain untuk 1.110 Kantor Urusan Agama (KUA), 1.180 madrasah negeri, dan 35.059 madrasah swasta.
"Total luas tanah wakaf yang digunakan KUA mencapai 709.443 meter persegi, dengan nilai asset mencapai Rp1,9 triliun," terang Kamaruddin Amin.
Penulis : hafifah
Editor : edt