Serabi Ngampin: Jajanan Legendaris Khas Ambarawa yang Tak Lekang oleh Waktu


Foto: google map/ Lukman Budi Purwanto

WAWASAN.CO, Dalam dunia kuliner, serabi menjadi salah satu jajanan tradisional yang begitu populer di berbagai daerah di Indonesia.

Meski bahan dasarnya serupa, yakni tepung beras dan santan, namun setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri dalam pembuatan dan penyajiannya.

Salah satu contohnya adalah serabi Ngampin, jajanan legendaris yang berasal dari kota Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Berbeda dengan serabi Solo yang berukuran lebih besar dan tebal atau serabi kinca khas Bandung yang disajikan dengan kuah kinca yang kental, serabi Ngampin memiliki karakteristik yang unik.

Ukurannya mungil dan tipis, sehingga cukup disantap dalam dua hingga tiga kali gigitan.

Selain itu, kuah yang digunakan untuk melengkapi serabi ini juga berbeda.

Kuah serabi Ngampin cenderung lebih encer, terbuat dari campuran santan dan gula merah yang menghasilkan rasa manis gurih yang pas.

Proses Pembuatan yang Tradisional

Proses pembuatan serabi Ngampin masih mengandalkan cara tradisional.

Para penjual biasanya menggunakan tungku kecil berbahan bakar kayu untuk memasak serabi.

Adonan serabi dituang ke dalam cetakan yang terbuat dari tanah liat, kemudian ditutup dan dibiarkan matang.

Setelah matang, serabi kemudian diangkat dan disusun di atas piring. Tiap-tiap piring biasanya berisi tiga buah serabi yang masih hangat.

Saat disantap, serabi Ngampin akan memanjakan lidah dengan teksturnya yang lembut dan rasa gurihnya yang khas.

Aroma kayu bakar yang tertinggal pada serabi semakin menambah cita rasa otentik.

Kuah santan yang gurih berpadu sempurna dengan manisnya gula merah, menghasilkan perpaduan rasa yang sulit untuk dilupakan.

Lebih dari Sekadar Jajanan

Serabi Ngampin bukan hanya sekadar jajanan, tetapi juga menjadi bagian dari warisan budaya masyarakat Ambarawa.

Keberadaannya yang sudah ada sejak lama menjadikannya sebagai salah satu ikon kuliner kota ini.

Selain itu, proses pembuatan serabi Ngampin yang masih tradisional juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin merasakan pengalaman kuliner yang autentik.

Penulis : rls
Editor   : edt