
BI TEGAL : Kepala KPw BI Tegal, Marwadi beserta jajarannya berfoto bersama dengan sejumlah wartawan usai menggelar kegiatan Bincang-bincang Media Desember 2024 di RM Ibu Tjoe dan Tante Hoa Kota Tegal, Senin (17/12/2024). Foto. Dok/Eko Saputro
TEGAL, WAWASAN.CO - Sepanjang tahun 2024, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tegal bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tujuh kabupaten/kota se-Eks Karesidenan Pekalongan telah melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM).
"Gerakan Pangan Murah tersebut, senantiasa menjaga pasokan dan harga komoditas pangan strategis. Tercatat hingga November 2024, sudah terlaksana GPM di 180 lokasi di wilayah Eks-Karesidenan Pekalongan," ucap Kepala KPw BI Tergal, Marwadi saat acara Bincang-bincang Media Desember 2024 di Kota Tegal, Senin (16/12/2024).
Hal tersebut, lanjut Marwadi, akan terus dilaksanakan hingga akhir tahun untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan, khususnya dalam rangka menyambut perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
"IHK Kota Tegal sepanjang tahun 2024 diperkirakan tetap terjaga pada kisaran target 2,5%±1, sejalan dengan inflasi yang terkendali," terang Marwadi.
Hal ini, papar Marwadi, didukung oleh membaiknya prakiraan cuaca BMKG di tahun 2024, yang mana El Nino akan melemah dan berangsur ke kondisi netral, serta konsistensi penguatan program GNPIP di tingkat pusat hingga daerah.
"Hal ini diperkuat juga melalui sinergi pengendalian inflasi berbasis Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif (4K) di daerah bersama TPID dan K/L terkait," tandas Marwadi.
Lebih jauh Marwadi mengemukakan, pada November 2024, Kota Tegal tercatat mengalami inflasi sebesar 0,22% (mtm) atau 1,71% (ytd), lebih rendah dari inflasi Provinsi Jawa Tengah (0,30%; mtm) dan Nasional (0,26%; mtm). Inflasi bulanan Kota Tegal tersebut meningkat tipis dibanding bulan sebelumnya yang tercatat inflasi 0,21% (mtm) akibat peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, khususnya komoditas bawang merah, minyak goreng, tomat, dan daging ayam ras.
"Pada sembilan kota/kabupaten yang menjadi daerah perhitungan inflasi IHK di Provinsi Jawa Tengah, inflasi Kota Tegal hanya di atas Kota Surakarta (0,09%; mtm) dan sama dengan inflasi Kota Semarang (0,22%; mtm)," tandas Marwadi.
Marwadi menuturkan, kenaikan harga pada sejumlah komoditas tersebut mengompensasi periode deflasi yang sempat terjadi selama tiga bulan berturut-turut pada Mei-Juli, di mana banyak petani dan peternak mengeluhkan tingkat harga yang jauh di bawah HPP.
"Melalui sejumlah upaya stabilisasi harga a.l. GPM, Bela Beli Petani, serta penguatan sisi hulu dan hilir komoditas pangan strategis yang dilakukan oleh KPwBI Tegal dan TPID, tingkat harga relatif terjaga di kisaran target inflasi," jelas Marwadi.
Selain itu, kata Marwadi, optimalisasi pemanfaatan cold storage untuk menjaga pasokan bawang merah dan edukasi masyarakat untuk menggunakan produk olahan seperti pasta bawang merah juga berdampak pada kenaikan harga yang relatif lebih melandai dibanding tahun sebelumnya dan meski saat ini sedang off-season.
Penulis : ero
Editor : edt