
Para pembicara dalam Seminar Nasional VI Politeknik Bumi Akpelni: Digitalisasi Maritim dan Ekonomi Biru Menuju Indonesia Emas 2045 , yang digelar Politeknik Bumi Akpelni Semarang
WAWASAN.CO, Politeknik Bumi Akpelni (PBA) Semarang kembali menegaskan perannya sebagai pelopor pendidikan kemaritiman melalui penyelenggaraan Seminar Nasional ke VI pada Rabu, 18 Desember 2024, yang digelar secara daring.
Bertajuk "Digitalisasi Maritim Dalam Pengembangan Ekonomi Biru Menuju Indonesia Emas 2045", acara ini menjadi wadah diskusi strategis untuk menggali peluang besar di sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
Direktur PBA Semarang, Capt. Cahya Fajar Budi Hartanto, M.Mar., M.Si., dalam paparannya, menekankan pentingnya memanfaatkan potensi besar konsep ekonomi biru dalam mendukung keberhasilan visi Indonesia Emas 2045.
Ia menyebut bahwa Indonesia, dengan luas wilayah perairan yang kaya akan sumber daya alam hayati dan mineral, memiliki peluang besar untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya.
“Ekonomi biru memiliki korelasi erat dengan pelayaran, kemaritiman, dan kelautan. Optimalisasi rantai pasok perikanan, pengawasan ekosistem laut, transportasi maritim, hingga pariwisata bahari menjadi bagian dari upaya besar ini,” ujar Cahya Fajar.
Ia juga menekankan pentingnya peran teknologi digital sebagai fondasi utama dalam memaksimalkan potensi ekonomi biru.
Teknologi seperti kecerdasan buatan dan digitalisasi operasional dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko lingkungan, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di sektor maritim.
Generasi Muda sebagai Pilar Masa Depan
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pelindo Solusi Digital, Natal Iman Ginting, mengingatkan bahwa masa depan wajah kemaritiman Indonesia berada di pundak generasi muda.
Ia mengajak pelajar dan mahasiswa untuk memahami dan menguasai teknologi digital sebagai bekal memasuki dunia kerja yang semakin kompleks.
“Kecerdasan buatan kini telah merambah dunia pelayaran dan kemaritiman. Generasi muda harus siap menjadi pemimpin yang cakap, terampil, dan inovatif,” tambah Natal.
Sementara itu, Hendra Wiguna, selaku Ketua Umum Kesatuan Pemuda Pelajar Mahasiswa Pesisir Indonesia (KPPMPI), menyoroti potensi besar sumber daya laut Indonesia.
Menurutnya, komoditas ikan di laut tidak hanya mendukung perekonomian tetapi juga menyumbang sumber gizi penting bagi generasi muda, yang menjadi kunci menyongsong masa depan cerah.
Pelestarian dan Keberlanjutan
Tak ketinggalan, Dosen ITS, Dr. Setyo Nugroho, memberikan catatan penting mengenai keberlanjutan pengelolaan kemaritiman.
Ia menyoroti beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti risiko kecelakaan laut, pencemaran lingkungan, efisiensi penggunaan bahan bakar, serta peningkatan kualitas SDM pelaut.
Forum yang digelar secara telekonferensi ini, dirancang untuk membekali para taruna pelayaran dengan wawasan teoretis dan praktis mengenai ekonomi biru serta tantangan dunia kemaritiman di era digital.
Sebagai penutup, seminar ini menjadi momentum strategis untuk mendorong kolaborasi antar sektor dalam mewujudkan ekonomi maritim yang berkelanjutan, berbasis teknologi, dan berdaya saing global.
Dengan langkah ini, Indonesia semakin mantap menyongsong visi Indonesia Emas 2045.
Penulis : rls
Editor : edt