Ganjar dan Yasin Diwejang Mbah Moen


Usai mendapat wejangan Mbah Moen, Ganjar beserta istri dan Gus Yasin berserta istri berfoto bersama ulama karismatik dari Ponpes Al Anwar Sarang, Rembang. (Foto: HGP)

REMBANG -Ulama karismatik Kiai Haji Maimoen Zubaer atau yang akrab disapa Mbah Moen memberikan wejangan kepada pasangan bakal calon gubernur Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen saat berkunjung ke Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Kabupaten Rembang, Selasa (9/1) malam. 

Wejangan pertama Mbah Moen ditujukan kepada Ganjar, yakni agar melanjutkan kepemimpinan di periode kedua. Menurut Mbah Moen, Allah menciptakan alam semesta dalam empat hari yang dibagi dua tahap. 

“Gubernur sebaiknya menuntaskan tugas. Kalau jabatan (periode) pertama itu pembuka, belum ada keesempurnaan, sama dengan Tuhan membuat bumi empat hari tapi dibagi dalam dua tahap. Ahad Senin mengumpulkan bahan dan menyediakan pembangunan pertama, disempurnakan Selasa Rabu,” katanya.

Maka sebaiknya masyarakat memberi kesempatan Ganjar menjadi gubernur kedua kalinya. Mbah Moen mengaku mendukung Ganjar bukan karena salah satu anaknya menjadi calon wakil gubernur, namun karena sejak lama hatinya memang untuk Ganjar.

"Saya mendukung bukan karena Yasin anak saya, tapi karena harus ada kelanjutan pembangunan di Jateng, Yasin maju atau tidak mendampingi Ganjar Pranowo, hati saya tetap pada Pak Ganjar," katanya.

Kemudian soal program kerja, Pimpinan Pondok Pesantren Al Anwar itu meminta untuk melanjutkan yang sudah baik dan menambal kekurangan. "Lanjutkan mana yang baik, mana yang harus disempurnakan, mana kekurangan yang harus dibersihkan, pasti ada kekurangan karena manusia tidak ada yang tidak kurang," katanya.

Pasangan Ganjar-Yasin juga diminta mewaspadai berbagai fitnah atau black campaign yang biasanya muncul di sekitar pilkada. Ketika fitnah terjadi, Mbah Moen meminta harus disikapi dengan baik. “Sikap yang baik, tidak ada kecuali kebaikan. Berani maju dalam pilkada harus menghadapi, termasuk berani kalah. Fitnah harus ditolak, pasti ada isu itu. Kampanye kan menarik masa, pasti kadang-kadang berbuat sesuatu apapun walau kadang salah itu sudah sifat manusia, sudah di nas,” jelasnya.

Sedangkan kepada Gus Yasin, Mbah Maemoen berpesan agar senantiasa sami’na wa atho’na yang artinya selalu mendengar dan taat. Hal itu juga ia wejangkan ketika ditunjuk partai mendampingi Ganjar. “Saya tidak pernah ingin Yasin maju tapi kalau diperintah partai harus melaksanakan. Mendampingi Pak Ganjar harus sami’na watho’na,” katanya.

Menata Hati

Menanggapi pesan-pesan Mbah Moen, Ganjar Pranowo bersama Gus Yasin mengaku akan menata hati terlebih dulu dengan amanah yang tidak mudah ini, apalagi dalam kontestasi politik ada yang membuat suka dan ada yang tidak suka.

"Hal-hal tersebut harus dikelola dengan betul agar tidak menyakiti orang lain dan pesan itu menurut saya pesan kebangsaan yang luar biasa dalam kontestasi demokrasi yang liberal seperti ini," ujarnya.

Saat melakukan kampanye mendatang, pasangan Ganjar-Yasin akan mengedepankan kompetisi politik yang berbasis program dan berbasis respon berdasarkan aspirasi masyarakat. “Pesan kebangsaan luar biasa dari Mbah Maemoen, saya menerjemahkannya agar tidak ada fitnah-fitnahan dan hoax sehingga dalam koridor kompetisi politik basisnya adu program dan aspirasi,” katanya.

Ganjar dan Yasin berangkat ke Sarang bersama dalam satu mobil. Keduanya didampingi istri masing-masing yakni Siti Atikoh Supriyanti dan Nawal Nur Arafah. Mbah Moen menyambut Ganjar dan Yasin di depan rumah. Keduanya langsung dipeluk dan digandeng menuju ke dalam. 

Setelah berbincang selama satu setengah jam, Ganjar pamit ke Semarang. Doa bersama diimpin Mbah Maemoen dilakukan sebelum Ganjar berangkat pulang.

Penulis :
Editor   :