Antisipasi Musim Kemarau, Maksimalkan Musim Tanam III


Bawang merah menjadi salah satu unggulan Wonogiri, cocok ditanam pada musim kemarau. Foto: Tuus PE

WONOGIRI-Menjelang memasuki musim kemarau, atau kalau di dunia pertanian dikenal dengan istilah masa tanam III, Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengimbau kepada seluruh petani di wilayahnya untuk meaksimalkan pemanfaatan lahan yang ada, dengan menaman berbagai jenis tanaman yang tidak terlalu banyak membutuhkan air, namun memiliki niliai ekonomi yang cukup tinggi.

‘’Di masa tanam III, biasanya ada dua kemungkinan yang dilakukan para petani. Pertama,  petani tetap berspekulasi menanam padi, dengan risiko tanamannya puso karena kekurangan air.  Kedua,  membiarkan lahannya bera, tidak dimanfaatkan,’’ kata Bupati di sela-sela panen perdana semangka dan bawang merah, yang dikelola oleh THL-TBPP Kabupaten Wonogiri, di Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Wonogiri.

Padahal, lanjut Bupati, pada masa tanam III,  di saat suplai air menurun, masih bisa dimanfaatkan untuk ditanami hortikultura semacam semangka, bawang merah, cabai dan lainnya. Dan berbagai macam tanaman hortikultura tersebut  potensi ekonominya luar biasa.

Guna memaksimalkan lahan di musim tanam III,  para penyuluh pertanian diharuskan bisa memahamkan kepada para petani agar tidak memaksakan memananam padi di masa tanam III, dan tidak membiarkan lahannya kosong. Yakni dengan menanami jenis tanaman lain yang juga mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi.

‘’Untuk mengubah mindset itu, perlu adanya contoh riil. Dan demplot seperti  inilah salah satu contohnya,’’ kata Bupati sembari menunjuk demplot bawang merah yang ada di hadapannya.

Kepala Pertanian dan Pangan, Safuan dalam kesempatan yang sama menuturkan,  lahan yang ditanami semangka dan bawang merah di Pule, Kecamatan Selogiri,  seluas sembilan hektar yang menyebar di beberapa tempat. Dan ternyata keuntungannya lebih besar dari ditanami padi.

 ‘’Dalam demplot seluas 0,4 hektar ini, Kalau ditanami padi,  menghasilkan hampir lima juta padahal butuh waktu empat bulan, sehingga ketemunya sekitar Rp 1.250.000.  kalau ditanami semangka, 0,4 hektar bisa menghasilkan 6 ton dengan harga Rp 3000/Kg, berarti menghasilkan Rp 14 juta. Padahal modal yang dibutuhkan hanya tujuh juta rupiah.

Dan, ketika lahan tersebut kita uji coba dengan ditanami bawang merah, hasilnya juga cukup bagus. Padahal ini ditanam di musim hujan. Dari 0,2 hektar yang ditanami bawang merah, menghasilkan 1500 kg. Dengan harga Rp 15.000/kg jadi ketemunya Rp 22.500.000. Padahal modal yang dibutuhkan sekitar 13 juta rupiah.

Penulis : tpe
Editor   :