Guru yang ‘Diduding-duding’ Muridnya di Medsos itu Tidak Profesional


Bupati Sri Sumarni didampingi Kadinas Pendidikan Amin Hidayat memberikan sertifikat kepada guru profesional di Kabupaten Grobogan, di Pendopo Kabupaten Grobogan. (Foto Felek Wahyu)

GROBOGAN- Guru yang ditunjuk-tunjuk atau diduding-duding oleh siswa dan menjadi viral di media osial (Medsos), hanya bisa dialami oleh guru yang tidak profesional.  “Ada guru yang diduding-duding oleh siswanya kemudian diunggah di media sosial itu tidak tepat. Kondisi itu, hanya menimpa guru yang tidak profesional,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan Amin Hidayat, di sela pemberian sertifikasi kepada 372 guru profesional di Pendapa Kabupaten Grobogan, Selasa (10/4).

Ketidaktepatan, terlihat dari penanganan yang dilakukan oleh guru kepada siswa yang bermasalah yang ditunjukan dalam medsos. “Terlihat dalam sistem penanganan siswa yang terlihat di media sosial.  Ada guru yang diduding-duding  oleh siswanya kemudian diunggah di media sosial itu tidak tepat. Harusnya, dalam penanganan guru juga memiliki wibawa,” kata Amin menambahkan.

Ketika ada siswa bermasalah, perlu dilakukan penanganan khusus sehingga tidak saja membuat proses pembelajaran bisa kembali lancar namun siswa yang nakal juga bisa tertangani. “Harusnya, siswa diajak duduk bersama diberi minum. Bukan kemudian disyuting dan di-upload di media sosial malah dikasih tanda love. Saya yakin hal seperti ini tidak menimpa guru profesional,” kata Amin Hidayat menambahkan.

Guru profesional harus bisa dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Sertifikat, bisa didapat melalui pendidikan dan pelatihan guru. Tahun 2018, sertifikat bisa didapat melalui pelatihan profesional Guru (PPG). Dengan pelatihan, diharapkan guru memiliki kompetensi kaidah program pendidikan (prodik), kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial.

Dengan empat kompetensi itu, guru ditutut mampu kelola pembelajaran dan mampu kuasai materi pembelajaran. “Selain itu juga berkerpribadian arif, bijaksana dan jadi teladan bagi peserta didik. Guru juga dituntut bisa berkomunikasi dan berinterasi secara aktif dan efisian dengan peserta didik, guru dan orang tua atau wali siswa. Tidak tertinggal juga komunikasi dengan masyarakat sekitar,” katanya.

Sementara itu, dalam pesannya kepada 372 guru profesional,  Bupati Grobogan Sri Sumarni mengharapkan adanya peningkatan hasis pendidikan di kabupaten Grobogan. Guru yang sudah mendapat sertifikasi bersama-sama tingkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Grobogan.

“Diharapkan bisa menjadi urutan nomor 2 dari atas bukan dari bawah. Kemarin, hasil evaluasi pendidikan posisi nomor 3 (se-Jateng). Tapi dari bawah,” sentil Bupati.

Bupati yang mengapresiasi kemandirian guru dalam menggelar sertifikasi di tengah keterbatasan anggaran pemerintah mengharapkan suru sertifikasi, harus memiliki pengetahuan ketrampilan dan prilaku yang terpuji, diharapkan agar guru menguasai menghayati tugasnya sebagai pendidikan agar lebih baik.

 

Penulis : fww
Editor   :