Jepara Geger! Tarian Erotis di Pantai Kartini Viral di Medsos


Kasatreskrim Polres Jepara AKP Suharto (bercelana pendek) berdialog dengan salah seorang anggota Panitia Anniversary Jepara Max Owners (JEMO). Menyusul insiden tari bikini, mereka diminta keterangan oleh Polres Jepara. Foto : Budi Santoso.

JEPARA- Pertunjukan tari erotis dengan hanya menggunakan bikini tersaji di Pantai Kartini Jepara, Sabtu (14/4). Kejadian ini menggemparkan  warga Jepara, karena kejadian ini sempat direkam video dan disebarkan melalui berbagai media sosial. Buntut dari kejadian ini, sejumlah anggota komunitas motor yang bertindak sebagai panitia dimintai keterangan oleh Polisi. 

Acara komunitas pengguna motor Yamaha N-Max yang diberi nama Anniversary Jepara Max Owners (JEMO) ke I, pada awalnya berlangsung biasa dan wajar saja. Acara ini bahkan dihadiri oleh Wakil Bupati Jepara Dian Kristiandi dan Kapolres Jepara AKBP Yudianto Adhi Nugroho. Seperti biasanya pertunjukan musik menjadi acara inti dalam kegiatan tersebut, setelah dilakukan acara seremonialnya. 

Tepat pada saat acara musik DJ, tiga orang penari berpakaian seksi meliuk-liuk dihadapan kerumunan orang-orang. Namun secara tiba-tiba mereka menanggalkan pakaian seksi yang sempat mereka kenakan. Dengan hanya mengenakan celana dalam dan bra, mereka kemudian menari dengan erotis di tengah tempik sorai para penonton. Kejadian ini akhirnya dihentikan oleh aparat keamanan. Buntutnya, sejumlah anggota Panitia Kegiatan dimintai keterangan di Polres Jepara.

Kasatreskrim Polres Jepara, AKP Suharta menyatakan pihaknya akan memproses kejadian ini sesuai dengan hukum yang berlaku. Ada beberapa hal yang menurutnya diduga menyimpang dari ijin yang diajukan. Karena itu pihaknya kemudian berinisiatif meminta keterangan kepada sejumlah orang yang bertindak sebagai panitia. Ada belasan yang dipanggil di Mapolres Jepara, sampai Sabtu (14/4) malam. 

Ketua Panitia kegiatan ini diketahui bernama H. Jalil. Namun yang bersangkutan sudah mendelegasikan kegiatan ini kepada rekan-rekannya karena pergi ke Australia. Pihaknya akhirnya meminta sejumlah orang yang ada di kepanitiaan untuk memberikan keteranganya. Selanjutnya akan diketahui siapa-siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini.

“Dalam kegiatan seperti ini, pasti ada orang yang bertanggung jawab di lapangan. Kami akan mencari tau siapa saja yang bertanggung jawab secara langsung atas pertunjukan tersebut. Ada belasan orang yang kami panggil untuk kami mintai keterangan,” ujar AKP Suharta, Sabtu (14/4) malam.

Sementara itu, Sekretaris DKDJ (Dewan Kesenian Daerah Jepara), Rhoby Sani menyayangkan kejadian ini. Ditengah adanya masalah perijinan yang saat ini menjadi persoalan antara para penggiat seni khususnya musi dangdut, band dan campur sari dengan aparat keamanan, malah justru kejadian ini. Pihaknya berharap kejadian ini tidak berimbas kembali pada pertunjukan-pertunjukan kesenian lainnya di Jepara.

“Dulu dangdut pernah tidak diberi ijin karena soal kostum yang seksi. Saat sekarang kostum penyanyi dangdut berubah sopan, eh malah ini ada yang lebih gila lagi,” ujarnya. 

Penulis :
Editor   :