PURBALINGGA-Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri mengatakan saat ini angka pengangguran untuk lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Perguruan Tinggi (PT) termasuk tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan tidak nyambung dengan apa yang dimaui dunia kerja.
“Hidup kita berubah, industri kita juga berubah. Dengan demikian mau tidak mau kita juga harus berubah. Kaum muda juga harus inovatif,” katanya Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (Muskerwil PWNU) Jateng yang diselenggarakan di Pendapa Dipokusumo, Purbalingga, Sabtu (13/4).
Ketika kebutuhan industri berubah, lanjut Hanif, pola pendidikan di Indonesia juga harus berubah. Dunia pendidikan harus mampu menciptakan sumber daya manusia yang sesuai dengan keinginan pasar di era digital ini. “Pendidikan harus nyambung dengan kebutuhan zaman agar tidak memperlebar kesenjangan yang sudah ada,” katanya.
Menurut Menaker, pelatihan vokasi merupakan salah satu jawaban peningkatan kualitas tenaga kerja. Agenda ini merupakan tantangan bagi masyarakat Indonesia. Bila keadaan ini tidak tertangani dengan baik, maka ada peluang terjadinya transformasi distribusi pekerjaan yang rendah jumlahnya dan beresiko pindah ke pihak asing.
Sementara, Asisten bidang Administrasi Sekda Provinsi Jawa Tengah Drs Budi Wibowo MSi yang mewakili Plt Gubernur menyampaikan kebijakan Pemprov Jateng terkait penyiapan infrastruktur di Jateng untuk pelatihan ketrampilan bagi lulusan SMA/MA/SMK. “Pemprov sudah menyediakan 1.000 titik yang tersebar di beberapa daerah,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua PWNU Jateng Najahan Musyafak menyampaikan bahwa seminar pendidikan vokasi ini diselenggarakan sebagai upaya memberikan roadmap arah pengembangan pendidikan di era globalisasi yang sudah memasuki fase keempat.
Sementara Bupati Purbalingga Tasdi mengaku sangat mengapresiasi penyelenggaraan rangkaian kegiatan Muskerwil PWNU Jateng di kabupaten Purbalingga. “Kami siap mendukung dan mensukseskan Muskerwil,” katanya.
Bupati berharap penyelenggaraan seminar yang menjadi pra Muskerwil tidak hanya bermanfaat bagi Purbalingga saja. Namun juga menjadi penggerak peningkatan sumber daya manusia (SDM) secara nasional. “Purbalingga memiliki potensi modal dasar berupa terciptanya sinergi antara umaro, ulama dan umat,” katanya.
Seminar dihadiri oleh 350 peserta se Jawa Tengah yang terdiri dari unsur kepala sekolah, guru, ormas kepemudaan, dan industri dimoderatori oleh Ketua LP Ma'arif NU Jateng H. Agus Sofwan.
Penulis : Joko Santoso
Editor :